Kini, hampir semua divisi di BRI dapat memanfaatkan self-service analytics yang diletakkan di platform Tableau. Menurut Kukuh, user tidak perlu memahami konteks query lebih dalam. “User dengan mudah tinggal melakukan drag and drop saja untuk menyajikan data” jelasnya lagi.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pengguna dengan self-service analytics ini, di antaranya, membuat simple dashboard, membuat presentasi dengan live data, dan, salah satu fitur yang sering digunakan oleh bisnis adalah fitur projection, dengan memanfaatkan forecasting modul yang ada di Tableau.
Implementasi Tableau di BRI terintegrasi dengan Data Platform di mana salah satunya adalah Cluster Big Data. Dengan integrasi ini, user dapat melakukan analisa dengan dataset yang besar sehingga peluang user berkrease dengan melihat pergerakan dan perubahan trend dapat dengan mudah dilakukan.
Integrasi dengan Cluster Big Data merupakan perubahan yang sangat signifikan. Sebelumnya, data disajikan kepada user bisnis dalam bentuk spreadsheet atau text file dan harus melalui proses penyediaan data yang membutuhkan waktu tidak sebentar.
Data yang disediakan juga terbatas pada besarnya data yang dapat dibuka oleh spreadsheet, sehingga apabila dibutuhkan data-data rincian maka data tersebut hanya dalam bentuk periode satu atau dua bulan data saja. Namun saat ini, semua user bisnis dapat dengan mudah mengakses sesuai data yang dibutuhkan oleh mereka hingga hampir 10 tahun data rincian ke belakang.
Ketersediaan layanan self-service analytics berbasis Tableau ini telah memungkinkan user non TI memperoleh insight secara langsung dari “tumpukan” data yang tersedia tanpa bantuan orang TI sekalipun. Hal ini akan memberikan kecepatan, kemudahan, simplifikasi, dan standardisasi dalam proses pemanfaatan data yang pada akhirnya akan memungkingkan terwujudnya data-driven organization.