Schneider Electric memperkirakan industri TI akan mengkonsumsi 8,5% listrik global pada tahun 2035, di mana sebagian besar dari konsumsi ini berasal dari data center (pusat data).
Diperkirakan juga bahwa pada tahun 2025, penggunaan energi oleh industri IT akan membengkak menjadi 20,9% dari total global, menyumbang 5,5% dari emisi gas rumah kaca global.
Melihat prediksi tersebut, menunjukkan bahwa upaya untuk memastikan kelestarian lingkungan semakin lebih besar dilakukan.
Saat ini, tercatat telah banyak perusahaan/organisasi yang sadar dan mulai memperhatikan konsumsi karbon mereka dengan cermat dan meminimalkan beban mereka terhadap lingkungan.
“Ketika perusahaan bergerak menuju digitalisasi produk dan layanan, kesuksesan bisnis semakin bergantung pada data center yang andal dan berkelanjutan, serta mitra penyedia layanan yang bertanggung jawab,” kata Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, dalam konferensi pers virtual yang digelar hari ini, Rabu (16/05/21).
“Pelaku bisnis mencari penyedia layanan data center yang dapat menerapkan pendekatan yang lebih beragam dan fleksibel untuk kebutuhan migrasi cloud dan edge mereka, membangun ekosistem digital yang lebih kuat, dan membutuhkan lebih banyak dukungan dalam upaya menggabungkan fitur produk sebagai bagian dari layanan yang mereka berikan kepada pelanggan,” tambah Yana.
Sebagai informasi, Schneider Electric akan menggelar Innovation Day: Sustainable Digital Transformation Indonesia 2021 secara virtual besok, 17 Juni 2021.
Pada acara tersebut, Schneider Electric akan membahas berbagai topik menarik, salah satunya tentang bagaimana data center masa depan mengakomodasi permintaan pasar yang meningkat dengan meningkatkan kinerja di empat bidang utama.
Keempat bidang tersebut yakni Keberlanjutan (bagaimana data center dapat mengakomodasi kebutuhan pengelolaan data secara keberlanjutan di seluruh rantai pasok); Efisiensi (pemanfaatan sensor cerdas, menambahkan lebih banyak layanan digital dan kemampuan remote monitoring untuk mendorong alur kerja sumber daya manusia yang lebih efisien dan mengurangi downtime); Fleksibilitas (dalam hal desain, implementasi dan layanan yang dalam diskalakan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa depan); dan Ketahanan (Menerapkan predictive analytic untuk menghemat, mencegah downtime, dan mengoptimalkan masa pakai peralatan dan mengurangi biaya modal).
Kenalkan Dua Solusi Data Center Terbaru
Dalam acara virtual tersebut, Schneider Electric juga akan memperkenalkan dua solusi terbarunya ke pasar Indonesia yang semakin memperkuat strategi digital customer dalam membangun data center yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Solusi yang pertama yaitu EcoStruxure Micro Data Center 43U. Solusi ini menawarkan kapasitas terbesar di lini micro data center komersial dan kantor perusahaan dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan EcoStruxure IT Software and Digital Services.
Mampu menghemat hingga 48% biaya Capex dan 40% biaya field engineering, solusi ini juga mampu mengurangi biaya perawatan sebesar 7%.
EcoStruxure Micro Data Center 43U dirancang untuk berbagai sektor seperti perbankan, ritel, kesehatan, layanan finansial, pemerintahan, dan lembaga pendidikan.
Solusi yang kedua yaitu Galaxy VL, UPS compact yang mampu menawarkan efisiensi hingga 99 persen dalam mode ECOnversion untuk ROI dalam kurun waktu dua tahun untuk data center skala menengah dan besar, fasilitas komersial, dan industri.
Solusi ini dirancang untuk dapat diskalakan sesuai kebutuhan bisnis dengan meminimalkan biaya kepemilikan.
Dilengkapi dengan Fitur Live Swap, fitur pertama yang menghadirkan desain sentuh yang aman selama proses penambahan atau penggantian modul daya saat UPS dalam keadaan online dan beroperasi penuh, meningkatkan kelangsungan bisnis tanpa adanya downtime.
“Dunia menghadapi tantangan besar dalam memerangi perubahan iklim. Pelaku bisnis memiliki peran penting untuk mendukung pencapaian target global pada tahun 2030. Penggunaan energi yang berkelanjutan harus menjadi pondasi dalam semua aspek bisnis. Begitu pula komitmen perusahaan dalam mengadopsi solusi inovatif untuk mencapai tujuan keberlanjutan,” jelas Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste.
Kedua solusi itu terintegrasi dengan arsitektur EcoStruxure, yang merupakan solusi berbasis IoT yang terdiri dari produk yang terhubung; solusi kontrol tepi; dan aplikasi, perangkat lunak analitik, dan layanan – dapat meningkatkan efisiensi operasional dan konsumsi energi.
Memberikan pelanggan visibilitas yang luas dan kontrol penuh atas penggunaan energi, sehingga memungkinkan pelaku bisnis dalam mencapai tujuan keberlanjutannya.
Saat ini, solusi tersebut telah diterapkan di 50% data center di dunia, membantu pelanggan meningkatkan efisiensi operasional hingga 30%, dan 1,15 PUE untuk desain TIER IV.
Baca Juga: Schneider Electric Kenalkan Dua Produk UPS Baru untuk Komunitas Gamer
Baca Juga: Digitalisasi Industri dan Pemanfaatan Energi Listrik Ramah Lingkungan Atasi Dampak Perubahan Iklim