Find Us On Social Media :

Review Lenovo Legion Slim 7i: Laptop untuk Bermain Gim yang Tipis

By Dayu Akbar, Jumat, 25 Juni 2021 | 10:00 WIB

Lenovo Legion Slim 7i.

Dulu, laptop untuk bermain gim alias laptop gaming identik dengan bodi besar dan bobot yang berat. Kala itu, teknologi penunjang seperti kartu grafis tambahan serta sistem pendinginnya memang membutuhkan fisik yang besar agar panas dalam laptop tersalurkan dengan baik. Kini, dengan perkembangan teknologi yang makin canggih dan maju, hal tersebut tidak berlaku lagi. Lenovo Legion Slim 7i bisa jadi contohnya.

Sesuai penamaannya, Legion Slim 7i hadir dengan ketebalan yang hanya 1,79 cm sekaligus menjadi salah satu hal yang menarik darinya. Begitu juga dengan bobotnya yang 1,91 kg saja. Jarang sekali ada laptop untuk bermain gim yang memiliki bobot di bawah 2 kg.

Sebagai penopang performa, laptop yang kami uji ini dipersenjatai dengan Intel Core i7-10870H. Prosesor ini memiliki 8 core dan 16 thread dengan base clock 2,2 GHz dan bisa digenjot sampai 5 GHz. Menemani prosesor digunakan kartu grafis tambahan NVIDIA GeForce RTX 2060 versi Max Q yang dikhususkan untuk laptop bermain gim tipis.

Tombol power ini juga memiliki fungsi sebagai sensor sidik jari sehingga dapat digunakan untuk membatasi akses ke Windows.

Konsep kartu grafis NVIDIA versi Max-Q sendiri secara sederhananya menggabungkan konsep Ultrabook dengan laptop untuk bermain gim. Perbedaan spesifikasi dengan versi non-Max-Q terdapat pada frekuensi kerja alias clock yang diturunkan serta batasan daya yang lebih rendah. Jadi, secara performa versi non-Max-Q memang lebih kencang dibanding Max-Q. Keuntungannya, Max-Q menggunakan daya lebih kecil agar panas yang dihasilkan lebih sedikit. Alhasil, laptop untuk bermain gim yang menggunakannya bisa punya dimensi tipis “layaknya” Ultrabook.

Kebanyakan laptop tipis memang rentan akan suhu panas. Untuk hal ini, Lenovo telah melengkapinya dengan sistem pendingin bagian dalam yang diberi nama Legion Coldfront 2.0. Sistem ini menggunakan dua kipas yang tersambung dengan dua heatpipe serta plate yang menyatu. Semenatra, untuk buangan panasnya melalui lubang yang ada pada sisi kiri, kanan, dan dua lubang pada sisi belakang. Lenovo pun mampu membuat sistem pendingin yang bisa tetap mempertahankan keringkasan laptop.

Laptop ini menggunakan sistem pendingin Legion Coldfront 2.0 yang memiliki dua kipas yang tersambung dengan dua heatpipe serta plate yang menyatu.

Dari sisi desain, Lenovo Legion Slim 7i bisa dibilang tidak menampilkan aura sehubungan bermain gim. Ini terlihat pada kovernya yang tampil minimalis dengan desain polos berwarna abu-abu. Hanya ada tulisan Legion dengan huruf O yang menyala yang membuatnya memiliki sedikit aura untuk bermain gim. Saat dibuka, aura untuk bermain gim mulai terasa karena kibornya memiliki pencahayaan RGB.

Lenovo menggunakan desain berbeda dengan menempatkan engsel layar dengan posisi agak maju ke depan. Posisi ini juga membuat layar bisa dibuka hanya dengan menggunakan satu tangan. Sementara, engselnya itu cukup fleksibel dan bisa dibuka sampai 180°.

Layarnya menggunakan panel IPS berukuran 15,6 inci, tetapi dengan bezel pada sisi-sisinya yang tipis, tampilannya terasa lebih lebar. Menariknya, bezel sisi atas masih bisa menampung webcam yang dilengkapi dengan privacy shutter — berfungsi sebagai penutup webcam dengan cara menggeser guna melindungi privasi. Spesifikasi layar lainnya mencakup refresh rate yang 144 Hz serta color gamut yang sRGB 100%. Oleh karena itu, Lenovo Legion Slim 7i bisa juga digunakan kreator konten yang membutuhkan color gamut yang cukup luas itu.

Lenovo menggunakan kibor Legion TrueStrike dengan travel key 1,3 mm dan fitur seperti number pad, RGB backlighting, 100% antighosting, dan tombol panah yang lebih besar.

Dari sisi konektivitas, laptop ini memiliki dua porta USB Type-C yang sudah mendukung Thunderbolt 3. Keduanya bisa digunakan untuk berbagai perangkat seperti monitor, SSD eksternal, dan kartu grafis eksternal. Lenovo juga menempatkan porta lain pada sisi belakang sehingga tidak menumpuk pada sisi kiri, seperti dua porta USB 3.2 Gen 2 Standard-A yang salah satunya mendukung Always On. Begitu pula porta daya dengan bentuk mirip porta USB. Sementara, untuk konektivitas nirkabelnya menggunakan Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.1.

Pada bagian dalam. Lenovo menyediakan opsi upgrade pada komponen SSD saja. Terdapat dua slot M.2; satu sudah terisi SSD 1 TB dan satu masih kosong. Sementara, memori utamanya memiliki kapasitas 32 GB; 16 GB sudah terpasang permanen dan 16 GB sisanya berupa satu keping yang terpasang pada slot untuk ekspansi memori utama.

Selain bisa diaktifkan melalui Lenovo Vantage, Anda bisa menekan tombol Fn+Q untuk berpindah mode thermal dengan lebih cepat, yang terdiri dari Performance, Balanced, dan Quiet.

Melihat performa berbasis prosesor, laptop ini terbilang bagus. Hal itu terlihat dari frekuensi kerja prosesor yang ada pada kisaran 3,4 GHz dalam kondisi stress test —masih di atas base clock. Apalagi Lenovo Legion Slim 7i merupakan laptop tipis.

Sementara, NVIDIA GeForce RT 2060 Max-Q mampu menjalankan beberapa gim AAA dengan lancar. Pada pengujian, kami coba menjalankan gim seperti Rise of The Tomb Raider dan Assassins Creed dengan pilihan detail rata kanan. Hasilnya kedua gim dapat dimainkan dengan nyaman.

Untuk melihat seberapa jauh sistem pendingin bekerja, kami melakukan stress test dari AIDA64 dan mengaktifkan sistem pada Performance Mode. Sampai menit ke 15, suhu ada pada 75° C. Selanjutnya, suhu tertinggi yang terpantau adalah 94° C dengan suhu rata-rata pada 81° C. Suhu ini menandakan bahwa sistem pendingin bekerja sangat baik karena suhu masih dalam batas wajar mengingat prosesor yang digunakan adalah Intel Core i7 dengan 8 core yang kencang.

Mode hibrida memungkinkan sistem beralih secara otomatis antara grafis terintegrasi dan tambahan sesuai kebutuhan.

Dari sisi baterai, ternyata Lenovo Legion Slim 7i cukup banyak menguras daya, utamanya saat NVIDIA GeForce RTX 2060 Max-Q aktif secara penuh. Meski konsep Max-Q tergolong “rendah daya”, tetapi tetap lebih boros dibandingkan grafis terintegrasi. Sebagai informasi tambahan, laptop ini menyediakan pilihan mode hibrida untuk grafisnya. Jika mode ini aktif, antara grafis terintegrasi Intel HD Graphics dan grafis tambahan NVIDIA GeForce RTX 2060 Max-Q akan bergantian secara otomatis sesuai beban kerja yang dijalankan. Jika mode hibrida dimatikan, NVIDIA GeForce RTX 2060 Max-Q akan terus aktif.

Saat mode ini kami matikan, baterai hanya bertahan kurang dari 5 jam. Sementara, saat mode hibrida diaktifkan, baterai bisa bertahan sampai 5 jam 50 menit. Jadi jika sedang tidak bermain gim dan ingin daya tahan baterai lebih lama, Anda disarankan mengaktifkan mode hibrida. Pengujian kami menggunakan PCMark 10 dengan skenario Modern Office dan skema daya Balanced.

Dengan desain polos, kovernya menggunakan aluminium sand blasted warna abu-abu (slate grey) yang tidak mudah kotor oleh sidik jari.

 

Kesimpulan

Kami suka dengan apa yang dihadirkan Lenovo Legion Slim 7i; laptop untuk bermain gim yang tipis dengan tampilan minmalis dan menawarkan performa ciamik. Laptop ini cukup tangguh menjalankan aneka gim kekinian dengan pilihan detail menengah sampai maksimal. Jika kekurangan dari sisi daya tahan baterai tidak menjadi kendala bagi Anda, Lenovo Legion Slim 7i adalah pilihan yang sangat menarik. Lagi pula, agar beroleh kinerja maksimal dalam bermain gim, Anda tentunya menjalankannya dengan terkoneksi ke jala-jala.

 

Plus: Desain minimalis, dimensi tipis dan bobot ringan untuk laptop bermain gim, layar IPS 144 Hz, performa bagus, ada webcam privacy shutter, ada sensor sidik jari pada tombol power, dukung kartu grafis eksternal.

Minus: Daya tahan baterai kurang lama, adaptor berukuran besar.

Hasil Uji

Pengujian

Lenovo Legion Slim 7i

(Intel Core i7-10870H, RAM 32 GB DDR4, NVIDIA GeForce RTX 2060 Max-Q 6 GB GDDR6)
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Time Spy 6475
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Night Raid 43652
3DMark Pro Edition 2.10.6799 – Fire Strike 14782
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 4536
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Essentials 9391
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Productivity 7736
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 – Digital Content Creation 3487
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Arithmetic 277 GOPS
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Multimedia 731,55 Mpix/s
SiSoft Sandra 2020 – Aggregate Memory 28,87 GB/s
Cinebench R20 – CPU 4177 pts
Aliens vs Predator Benchmark 1.03 (1.366 x 768 piksel) 363,5 fps
Aliens vs Predator Benchmark 1.03 (1.920 x 1.080 piksel) 214,9 fps
Transcoding video (HandBrake 1.3.0 – 64 bit)* 1 menit 42 detik
Transcoding audio (Lame Front-End 1.8)* 53 detik
Memutar video Full HD (Battery Meter)** 2 jam 54 menit
PCMark 10 Pro Edition 2.0.2144 Battery – Modern Office** 4 jam 52 menit

*lebih cepat lebih baik, **lebih lama lebih baik

 

Spesifikasi

Prosesor Intel Core i7-10870H (octa core HT 2,2 GHz, turbo 5 GHz)
RAM 32 GB DDR4-3200 (kanal ganda)
Chipset Intel Comet Lake-H
Kartu Grafis NVIDIA GeForce RTX 2060 Max-Q 6 GB GDDR6
Media simpan SSD PCI Express 3.0 x4 1 TB
Fasilitas Wi-Fi 802.11a/b/g/n/ac, Bluetooth 5.0, 2 x USB 3.2 Gen 2 Standard-A, USB Type-C (dukung DisplayPort, Power Delivery), HDMI, audio, SD card reader, webcam
Layar 15,6″ IPS 1.920 x 1.080 piksel dengan refresh rate 144 Hz
Kartu suara Realtek
Sistem operasi Windows 10 Home Single Language 64 bit
Baterai 71 Wh
Dimensi/bobot 35,6 x 25 x 1,79 cm/1,91 kg
Garansi 1 tahun
Situs www.lenovo.com/id
Harga (kisaran) Rp27.999.000