Find Us On Social Media :

WFH Berpotensi Tingkatkan Risiko Cybersecurity di Infrastruktur Cloud

By Rafki Fachrizal, Selasa, 13 Juli 2021 | 14:00 WIB

Ilustrasi Cloud Computing (Komputasi Awan)

Lebih lanjut, analisis dari Horangi itu juga mencakup berbagai kerentanan lain dalam infrastruktur cloud yang secara kolektif dapat memengaruhi postur risiko keamanan keseluruhan perusahaan seperti manajemen identitas dan akses (IAM - Identity and Access Management), kontrol akses jaringan, dan audit logging.

Terdapat dua kategori layanan yang tersedia bagi pengguna dalam memastikan keamanan cloud untuk aplikasi.

Native Cloud Security yang ditawarkan oleh Penyedia Layanan Cloud (CSP - Cloud Service Provider) seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud Platform (GCP) dalam infrastruktur mereka saat ini.

Selain itu ada juga keamanan third-party yang merupakan solusi unik dari penyedia layanan non-CSP yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan dari yang sistem keamanan bawaan CSP.

Hadjy menambahkan perangkat Native Cloud Security mungkin tergolong cukup untuk bisnis dengan lingkungan cloud tunggal.

Namun, opsi solusi keamanan siber dari pihak ketiga dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk organisasi yang perlu mengelola beban kerja cloud yang lebih besar, dan memiliki beberapa akun layanan cloud.

“Solusi keamanan cloud dari pihak ketiga dapat menambah nilai pada berbagai bisnis di internet yang kompleks dan sarat dengan aturan ketat seperti layanan keuangan, perawatan kesehatan, dan pemerintahan, sekaligus didukung penuh secara operasional untuk skala yang lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis,” pungkas Paul.

Baca Juga: Horangi Perluas Layanan Keamanan Sibernya di AWS Marketplace

Baca Juga: IDC: Belanja Infrastruktur Cloud Bertumbuh pada Kuartal Pertama 2021