Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak perusahaan yang menuntut karyawannya untuk bekerja lebih dari waktu yang ditentukan. Meskipun tetap sesuai dengan ketentuan lembur, rupanya hal ini tetap berdampak pada kebahagiaan dan kesejahteraan karyawan.
Saat pandemi dan bekerja di rumah, batasan antara jam kerja dan jam pribadi menjadi tidak jelas. Hal ini menurut RevoU menjadi salah satu faktor yang mengurangi kebahagiaannya di tempat kerja.
Namun jika diterapkan dengan sesuai, fleksibilitas yang dimiliki dari sistem work from home (WFH) berdampak positif bahkan menjadi salah satu pertimbangan bagi karyawan dalam memilih tempat kerja. Salah satu yang merasakan manfaat dari sistem WFH ini adalah para ibu. Mereka bisa kembali aktif di dunia kerja seraya tetap mengurus keluarganya.
4.Working Environment
Working environment atau lingkungan kerja adalah faktor berikutnya yang berpotensi memengaruhi tingkat kebahagiaan karyawan.
Menurut analisis RevoU, apa yang dihadapi karyawan hari ke hari; baik anggota tim, atasan, serta aktivitas selain kerja yang ada di perusahaan berpengaruh pada tingkat kebahagiaan karyawan.
5.Jenjang Karir dan Personal Growth
Di zaman ini, karyawan tidak hanya bekerja atas dasar uang namun juga perkembangan diri.
Berdasarkan polling yang pernah dibuat RevoU di LinkedIn, 37% dari 387 responden merasa bahwa ‘memaksimalkan potensi diri’ menjadi faktor yang paling memotivasi mereka saat ingin berganti karir.
RevoU menyarankan agar para pencari kerja memahami preferensinya. Di sisi lain, perusahaan juga dianjurkan untuk selalu mengevaluasi kebijakan dan mempertimbangkan feedback yang disampaikan para karyawannya, baik melalui komunikasi langsung maupun melalui platform review.
Laporan selengkapnya (38 perusahaan) dapat dilihat dengan mengeklik tautan ini.