Penyelenggaraan ajang olahraga internasional olimpiade tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, pelaksanaan olimpiade tahun ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19.
Gelaran olimpiade tahun ini bahkan sempat tertunda selama satu tahun akibat pandemi. Olimpiade yang seharusnya dilangsungkan pada 2020 di ibukota Jepang, Tokyo, terpaksa dijadwalkan ulang pada Juli-Agustus 2021.
Meski demikian, mengingat situasi pandemi, gelaran Olimpiade Tokyo 2020 pun mengalami sejumlah penyesuaian. Salah satunya, pengurangan kapasitas penonton.
Melansir pemberitaan Kompas.com, Senin (5/7/2021), jumlah penonton Olimpiade Tokyo 2020 dipangkas hingga 40 persen. Jika biasanya ajang olimpiade bisa dihadiri hingga 10.000 penonton, tahun ini hanya 5.000 penonton saja yang boleh hadir.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Layanan Broadcasting Olimpiade Berjalan di Cloud
Tidak hanya itu, menurut publikasi Kementerian Luar Negeri Jepang di laman mofa.go.jp, jumlah pendamping atlet juga dibatasi. Jika tahun lalu jumlah pendamping atlet diperbolehkan hingga 180.000 orang, tahun ini hanya 78.000 orang saja.
Akibat keterbatasan tersebut, penonton dari seluruh dunia pada akhirnya bergantung pada siaran olimpiade yang dapat dinikmati dari rumah, baik siaran langsung maupun browsing untuk melihat potongan klip konten berdurasi singkat.
Konten olahraga dengan durasi lebih dari 9.000 jam telah diproduksi oleh Olympic Broadcasting Services (OBS) selama penyelenggaraan olimpiade.
Konten tersebut dapat diakses oleh pemegang hak siar atau rights-holding broadcasters (RHBs) untuk diproses lebih lanjut sebelum ditonton oleh pemirsa di seluruh dunia.
Baca Juga: Alibaba Cloud Beri Pelatihan Komputasi Awan ke 1.000 Orang, Berminat?
Ternyata, cloud memiliki peran penting dalam memudahkan transmisi konten-konten digital tersebut hingga ke rumah-rumah seluruh penonton di dunia.
Bekerja sama dengan OBS, solusi cloud dari Alibaba menyediakan pengiriman layanan pendukung untuk RHBs untuk pertama kalinya selama Olimpiade Tokyo 2020.