Find Us On Social Media :

Menyelaraskan Gerakan Menuju Smart City dengan Kearifan Lokal Wae Rebo

By Wisnu Nugroho, Minggu, 3 Oktober 2021 | 11:36 WIB

Keindahan Wae Rebo, negeri di atas awan

“Lima sila ini isinya yang pertama, sebagai seseorang yang tinggal di dunia, kita wajib memiliki rumah atau tempat tinggal,” jelas Kasius lagi. “Kedua, kalau mendirikan rumah harus ada halaman untuk kita bersosialisasi dengan tetangga. Halaman ini tempat kita sharing ilmu pengetahuan juga,” sambungnya.

Kasius melanjutkan, sila ketiga adalah bahwa Orang Wae Rebo harus punya pekerjaan. Baik itu menggarap kebun, sawah, ladang, maupun pekerjaan lain yang menghasilkan nafkah yang baik dan tidak merusak alam. Sila keempat, mengingatkan manusia bahwa kita memerlukan air untuk hidup, sehingga penting pula bagi kita untuk merawat sumber-sumber air.

“Sila kelima itu intinya mengingatkan kita bahwa Ketika ada perseteruan ada baiknya kita bermusyawarah,” jelasnya lagi. Ia lantas menunjuk kumpulan batu di luar niang yang ditata melingkar. Katanya, “Kita selalu menengok ke sana setiap ada perkara. Kenapa kita tidak melingkar seperti itu, satukan keinginan dengan musyawarah?”

Desa di atas awan

Wae Rebo merupakan bagian dari Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perlu waktu 2-3 jam mendaki menuju Wae Rebo, dari pos awal pendakian di Desa Satar Lenda. Anda perlu menyewa tongkat kayu di pos awal ini, agar lebih mudah melangkah di jalur pendakiannya yang licin. Jalan setapak yang sedang dikerjakan belum sepenuhnya rampung, sehingga pengunjung masih harus berhati-hati melintasinya.

Kasius, warga lokal Wae Rebo yang berkomtimen menjaga budaya luhur nenek moyangnya

Meski medan pendakiannya terbilang menantang, Anda tak akan bosan menjalani petualangan menuju Wae Rebo. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi panorama yang memanja mata: hijaunya vegetasi hutan, lekuk perbukitan yang cantik, serta sungai-sungai kecil yang airnya begitu sejuk dan bening. Ada pula bunyi-bunyian hutan yang menenangkan jiwa: gemerisik dedaunan dan ranting saat angin bertiup, bunyi aliran air sungai, dan kicauan burung yang syahdu. 

Sesampainya di Wae Rebo, keindahan panorama serta keramahan penduduknya pun akan memulihkan tenaga kita kembali. Kondisinya yang terisolasi itu sejauh ini memang membuat keaslian serta keunikan budayanya terjaga. Namun di saat yang sama, kondisi itu pula yang membuat akses komunikasi dan internet sulit masuk ke sana. 

Semoga saja, program Gerakan Menuju Smart City ini nantinya akan membantu Wae Rebo menjaga warisan budaya Indonesia untuk dunia yang satu ini. (Penulis: Mardyana Ulva)