Find Us On Social Media :

Strategi yang Harus Dipersiapkan untuk Menjadi Data-Driven Company

By Fathia Yasmine, Kamis, 14 Oktober 2021 | 09:57 WIB

Ilustrasi data center perusahaan

“Misal perusahaan pakai satu sistem atau produk. Jadikan itu standar. Jangan sampai divisi A pakai apa, divisi B pakai sistem yang beda,” tegasnya.

Baca Juga: Dukung Pengembangan UMKM, Starchain Fasilitasi Fitur Chat Mentor

  1. Menjadi perusahaan yangagile

Konsep agile, kata Alamsyah, memainkan peranan penting jika perusahaan ingin sukses di dunia bisnis. Pasalnya, data yang mengalir begitu banyak secara real time membuat perusahaan tidak perlu menunggu lama dalam mengambil keputusan.

“Umumnya, data yang ada setiap hari terus bertambah. Oleh sebab itu, perusahaan harus cepat tanggap dengan kondisi pasar. Jangan takut untuk berubah,” ujar Alamsyah.

  1. Ketersediaan akses data 24 jam

Di samping keempat poin di atas, Alamsyah mengingatkan bahwa perusahaan perlu memastikan sistem dan teknologi yang digunakan. Mengingat setiap data selalu berubah secara real-time, maka data harus bisa diakses oleh semua pihak selama 24 jam dan 7 hari. 

“Kita harus memastikan bagaimana teknologi penyimpanan data, bagaimana data bisa diakses, sehingga antara strategi bisnis atau produk, bisa berjalan berdampingan dengan akses data yang reliable,” katanya.

Baca Juga: LinkAja Segera Integrasikan Fitur PeduliLindungi pada Aplikasinya

Senada dengan Alamsyah, Department Head Presales Multipolar Technology Lindra Heryadi mengungkapkan, untuk sukses menjadi data driven company, perusahaan harus cermat memilih sistem yang digunakan, terutama dalam hal penyimpanan dan pengolahan data.

Secara umum, Lindra menyebut, storage menjadi salah satu media dalam penyimpanan data. Namun, banyaknya storage yang digunakan tidak jarang membuat perusahaan sulit mengonsolidasikan berbagai data yang ada.

Kendala lainnya, perusahaan juga sulit memantau data mana saja yang layak digunakan untuk kasus-kasus tertentu. Begitu pun ketika storage mendadak penuh, risiko kehilangan data terbaru bisa saja terjadi.

“Keamanan dan backup data menjadi concern utama perusahaan. Di sisi lain, kapasitas storage yang penuh dengan sistem software yang berbeda juga kerap mengakibatkan terjadinya downtime, padahal data sering diakses,” kata Lindra.

Baca Juga: Helios & Cloudflare Tingkatkan Keamanan Penggunaan Internet di Perusahaan