Saat ini, teknologi digital menjadi salah satu aspek fundamental bagi keberlangsungan industri. Transformasi itu didorong oleh percepatan era revolusi industri 4.0 yang menitikberatkan pada otomatisasi melalui bantuan teknologi akibat pandemi Covid-19.
Kebutuhan akan penerapan teknologi digital di berbagai sektor industri juga semakin terasa di masa pandemi. Utamanya, pada industri kesehatan dan logistik.
Tahun ini, pemerintah berencana mendistribusikan lebih dari 387 juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia. Hal tersebut tentu membutuhkan perencanaan logistik yang presisi mengingat vaksin cukup sensitif terhadap perubahan suhu dan durasi waktu pengiriman.
Oleh sebab itu, beberapa perusahaan farmasi telah memanfaatkan sistem digital untuk memaksimalkan proses distribusi vaksin. Misalnya saja, seperti yang diterapkan oleh perusahaan pelat merah Bio Farma.
Baca Juga: Flou Cloud Resmi Dirilis, Tawarkan Cloud dengan Teknologi Terkini
Melansir pemberitaan Kompas.com, Sabtu (2/1/2021), Bio Farma membangun Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV). Sistem ini terintegrasi dengan Command Center yang dilengkapi dashboard Internet of Things (IoT).
Dengan SMDV, pergerakan distribusi vaksin dapat dipantau. mulai dari lokasi kendaraan, kecepatan, hingga kondisi suhu di dalam kendaraan untuk menjaga kualitas vaksin. Semua itu bisa dipantau secara real-time.
Sama halnya dengan distribusi vaksin, pelayanan dan fasilitas kesehatan juga menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang krusial saat ini.
Namun, di sisi lain masyarakat juga memiliki keraguan datang ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Mengenal CloudA, Solusi Telkomsigma untuk Ekosistem Digital Indonesia
Alasannya, takut akan kerumunan dan menganggap rumah sakit atau klinik memiliki tingkat risiko penularan Covid-19 yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, fasilitas kesehatan pun perlu meningkatkan standar layanan. Selain menerapkan protokol ketat, layanan kesehatan berbasis digital atau telehealth pun dapat menjadi alternatif yang dianggap lebih aman. Dari segi penyedia layanan kesehatan, kegiatan operasional juga menjadi lebih praktis dan efisien.