Jika hamparan perkebunan sawit di Pulau Sumatera diibaratkan sebagai padang pasir, maka Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, bisa jadi merupakan oasenya. Pasalnya, Kabupaten dengan luas 1.280 Km persegi ini didominasi oleh hutan alam yang masih asri.
Pepohonan yang tinggi nan rapat menjadi sajian utama pemandangan menuju Pakpak Bharat. Hal ini juga lah yang membuat perjalanan menuju salah satu Kabupaten penopang Destinasi Pariwisata Super Prioritas Danau Toba tidak membosankan.
Keberadaan hutan di sekitar Danau Toba, termasuk di Pakpak Bharat, merupakan hal yang penting. Dengan menjaganya tetap asli, niscaya air danau terluas di Asia Tenggara ini pantang surut.
Bupati Pakpak Bharat Frans Bernhard Tumanggor menyebut kalau 82% daerah yang dia pimpin merupakan kawasan hutan. Itu sebabnya, salah satu strategi pengembangan pariwisata yang didorong di wilayahnya adalah wisata berbasis hutan.
Mulai dari arung jeram, wisata berburu, hingga pengembangan kawasan glamorous camping (glamping) semua akan dikembangakan di Pakpak Bharat. Semua ini, memanfaatkan kawasan hutan di Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Aceh ini.
“Kami akan tekankan di forest tourism, bagaimana menitikberatkan ke atraksi-atraksi yang ada di dalam hutan,” kata Frans saat ditemui di Kediamannya, Jumat (28/09/2021).
Yang terpenting, lanjut dia, semua destinasi wisata ini dapat memperkenalkan Pakpak Bharat kepada wisatawan. “Karena Pakpak Bharat ini masih raw,” imbuh Frans.
Rumah Penikmat Jeram
Salah satu pemanfaatan alam Pakpak Bharat yang sedang dikembangkan adalah Arung Jeram Lae Ordi yang membentang dari Desa Cikaok hingga Desa Binanga Boang. Yang menarik, nantinya arung jeram ini akan dibagi menjadi 3 paket, yaitu 5 Km, 3 Km bahkan 7 Km dengan titik awal yang berbeda-beda.
Hal itu ditentukan berdasarkan tingkat kesulitannya. Jika pengunjung memnginginkan medan yang langsung memacu adrenalin, maka mereka bisa langsung mencoba paket 5 Km atau 7 Km. Sedangkan paket 3 Km disarankan untuk pengunjung pemula yang lebih ingin menikmati air.
Yang membuat sungai (dalam bahasa lokal disebut lae) ordi ini memiliki daya pikat adalah kondisinya yang masih alami. Dinding sungai masih kerap merembeskan air, bau lembap pepohonan hingga beberapa batang dan akar pohon yang melintang kerap terlihat di perlintasan arung jeram.
Tidak hanya itu, rindangnya pepohonan di sepanjang daerah aliran sungai membuat jalur arung jeram lae ordi sangat teduh. Di beberapa titik, jalur arung jeram bahkan bersisian dengan ladang masyarakat sekitar, sehingga bukan tidak mungkin pengunjung bisa melihat aktivitas utama dari masyarakat Pakpak Bharat.
Meningkatkan Ekonomi
Menurut rencana, Dinas Pariwisata Kabupaten Pakpak Bharat akan merampungkan kawasan arung jeram Lae Ordi ini pada tahun 2022 mendatang. Saat ini, finalisasi kawasan sedang dirampungkan, termasuk dengan masyarakat yang memiliki wilayah di sekitarnya.
Harapannya, masyarakat siap ketika derah mereka didatangi oleh wisatawan dan mereka pun kecipratan aktivitas pariwisata ini. “Kalau saya sangat antusias, tidak sabar untuk menunggu rencana ini terlaksana,” ucap Tarmen Bacin, warga Desa Binanga Boang saat ditemui di sekitar jalur arung jeram.
Tarmen sendiri merupakan warga yang memiliki lahan di sekitar jalur arung jeram. Dia menyebut motivai utamanya menerima daerahnya menjadi lokasi wisata adalah kemungkinan peningkatan ekonomi yang akan bisa dia rasakan.
“Karena kalau dari ladang saja, tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari,” ucap dia.
Peningkatan ekonomi masyarakat ini memang menjadi hal yang diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, terutama dengan program Gerakan Menuju 100 Smart City untuk Destinasi Pariwisata Prioritas dan Ibu Kota Negara. Bupati Frans bahkan menyebut kalau mendorong pemanfaatan teknologi menjadi hal yang dia terus upayakan.
“Pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan untuk anak-anak muda ini, karena mereka adalah pengerak kemajuan Pakpak Bharat nantinya,” tukas dia.
(Penulis: Richaldo Hardiandja)
Baca Juga: ‘Pasuruan Always Fresh’ Berbasis Teknologi di Kabupaten Pasuruan
Baca Juga: Dukung 10 Destinasi Wisata Prioritas, Kemenkominfo Gelar Gerakan Menuju Smart City 2021