Find Us On Social Media :

Menkominfo: Pembangunan Berbasis Smart City Jawab Tantangan Kependudukan dan Pariwisata

By Tim Konten, Jumat, 17 Desember 2021 | 16:50 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyampaikan sambutan dalam acara penutupan Gerakan Menuju Smart City

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendorong penerapan dan pengembangan kota pintar di seluruh Indonesia melalui Gerakan Menuju Smart City.

Pasalnya, pembangunan berbasis smart city yang diterapkan di kota/kabupaten dapat menjadi jawaban akan tantangan urbanisasi dan pariwisata di era digital.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dalam acara penutupan Gerakan Menuju Smart City 2021 di Indonesia Convention Center (ICE) BSD, Tangerang, Selasa (14/12/2021).

Pada 2045, kata Johnny, urbanisasi diprediksi akan menanjak hingga 82,37 persen. Semakin banyak masyarakat akan tinggal di perkotaan. Pada era digital, kebutuhan internet dari jumlah masyarakat tersebut harus dipenuhi.  

Baca Juga: Transformasi Digital Jadi Kunci Sukses Kelola Pemerintahan dan Bisnis

Pada Januari 2021, penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen. Sebanyak, 202,7 juta penduduk telah menggunakan internet. Pada 2045, kebutuhan atau utilisasi internet pun akan terus meningkat dan hal tersebut harus diantisipasi.

“Untuk mengantisipasi arus digital ini pemerintah kota dan kabupaten harus memanfaatkan teknologi. Termasuk teknologi Internet of Things (IoT) dalam membuat solusi cerdas dan optimalisasi layanan bagi masyarakat,” ujarnya.

Menkominfo juga mengatakan di masa depan, tepatnya 2025, penerapan IoT akan terus meningkat secara global. Diperkirakan 41,6 miliar perangkat IoT akan terpasang secara global. Di Indonesia, perangkat IoT yang terpasang akan mencapai 678 perangkat dengan hadirnya 5G.

“Pengembangan smart city menjadi signifikan karena setiap kota/kabupaten memerlukan strategi pengembangan yang akomodatif. Gerakan Menuju Smart City menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh kita bersama, yang diinisiasi oleh Kementerian Kominfo,” lanjutnya.

Baca Juga: Memberdayakan Para UMKM di Lombok Utara dengan Smart Economy

Pengembangan berbasis smart city, kata Menkominfo, juga menjadi langkah transformasi digital yang dilakukan oleh kota/kabupaten.

Sebagai informasi, Gerakan Menuju Smart City merupakan program tahunan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) sejak 2017.

Melalui gerakan tersebut, kota/kabupaten terpilih akan dibimbing untuk menyusun rencana induk (masterplan) pembangunan kota berbasis inovasi dan teknologi (smart city).

Pada tahun ini, Gerakan Menuju Smart City juga diperluas untuk menjangkau 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan ibu kota negara baru.

Baca Juga: Menikmati Eksotisme Gunung Hingga Pantai di Kabupaten Purworejo

“Kunjungan turis mancanegara mengalami penurunan sebanyak 75 persen di tahun 2020. Sebanyak 12,91 juta pekerja mengalami penurunan jam kerja dan 939 ribu pekerja kehilangan pekerjaan di sektor pariwisata,” ujarnya.

Integrasi teknologi dengan sektor pariwisata, menurut Menkominfo dapat menjadi pendorong resiliensi destinasi pariwisata tersebut di tengah tantangan pandemi dan digitalisasi.  

Melalui Gerakan Menuju Smart City, lanjutnya, kota/kabupaten bisa memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam mengoptimalisasi dan mempromosikan kota, termasuk lokasi-lokasi wisata. Bentuk dukungan ini direalisasikan Kemenkominfo melalui enam pilar kota pintar.

Pilar tersebut adalah smart governance, smart infrastructure, smart economy, smart living, smart people dan smart environment.

Baca Juga: Kemenkominfo Gelar Forum SPBE 2021, Dukung Penerapan Smart Governance di Indonesia  

“Tahun ini, Kemenkominfo memfasilitasi pengembangan rencana induk kota pintar untuk daerah sekitar ibu kota negara baru dan kawasan pariwisata prioritas nasional yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Morotai, Likupang, Wakatobi, Raja Ampat dan Labuan Bajo,” jelasnya.

Terkait jumlah kota/kabupaten terpilih, Johnny menyebut, terdapat 70 kota dan kabupaten yang terlibat. Sebanyak 48 kota/kabupaten di antaranya menjalani proses bimbingan intensif selama lebih dari empat bulan. 

Sebelumnya, Kemenkominfo juga berhasil memfasilitasi 100 kota/kabupaten di 23 provinsi dalam menyusun rencana induk atau masterplan smart city.

Kendati demikian, Johnny menegaskan bahwa Kemenkominfo secara rutin melakukan evaluasi atas semua program yang telah ditetapkan oleh kota/kabupaten. Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa semua rencana yang terbentuk dapat dilaksanakanan dengan baik.

Baca Juga: Inilah Lima Prediksi Keamanan Siber di Tahun 2022 Menurut Palo Alto

Pentingnya digital leadership

Pengembangan kota pintar dinilai Johnny tidak akan terwujud tanpa adanya adaptasi perangkat Internet of Things (IoT) dan kemampuan digital yang mumpuni. Oleh sebab itu, ia mengajak kepala daerah kota/kabupaten untuk mengikuti program Digital Leadership Academy (DLA).

Melalui program tersebut, para pemegang keputusan dapat mengembangkan kapabilitas, pengetahuan, dan keahlian di ranah digital. Dengan demikian, berbagai keputusan pun bisa diambil berdasarkan data yang ada di lapangan.

“DLA bertujuan untuk memfasilitasi pelatihan digital bagi para pemimpin, baik di sektor publik maupun di sektor privat,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menkominfo juga meluncurkan Virtual Exhibition Gerakan Menuju Smart City 2021. Masyarakat dapat melihat hasil implementasi dari pilar smart city serta rencana pembangunan masing-masing kota/kabupaten di masa depan. Pameran virtual dapat diakses di situs web https://indonesiasmartcity.id/live

Pada momen peluncuran, Menkominfo didampingi oleh Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal SDPPI Kemenkominfo dan Plt Direktur Jenderal PPI Ismail, dan Direktur Utama BAKTI Kemenkominfo Anang Achmad Latif.