Deburan ombak terdengar samar kala kami menginjakkan kaki di Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Laut Banda ini memang memiliki perairan yang relatif tenang.
Sehingga, kami dapat dengan leluasa memandangi indahnya ciptaan Tuhan di sepanjang garis pantai. Keeksotisan Kecamatan Pasarwajo semakin terasa tatkala kami disuguhi gradasi warna air laut yang sangat memanjakan mata.
Terdiri dari warna biru tua, biru muda, dan hijau toska, rasanya kami tak ingin berlama-lama berada di atas daratan. Keinginan untuk segera merasakan segarnya air laut yang timbul dari dalam diri mencuat keluar mempengaruhi kami.
“Di sini terdapat banyak terumbu karang yang cantik, Mas. Jikalau ada waktu, mari kita jelajahi bersama,” tawar Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buton, Alimuddin Matu.
Selain terumbu karang, pria yang akrab disapa Alma ini juga menuturkan banyak biota laut indah yang hidup di perairan Pasarwajo. Salah satunya adalah ikan mandarin. Ikan berukuran kecil ini merupakan biota khas yang hanya hidup di perairan Samudra Pasifik.
Ikan mandarin memiliki warna biru pekat dengan corak yang khas. Saking menawannya, banyak wisatawan yang jauh-jauh datang ke Kabupaten Buton untuk melihat langsung penampakan ikan mandarin.
Namun, melihat ikan mandarin bisa dibilang tidak mudah. Pasalnya, para pelancong wajib melakukan scuba diving dengan tingkat cahaya alami yang terbatas. “Habitat ikan mandarin yang ada di Pasarwajo menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Buton. Biasanya para wisatawan yang berkunjung akan dibawa menyelam saat matahari mulai terbenam. Sebab, ikan mandarin memiliki sifat pemalu, sehingga waktu yang paling cocok untuk melihatnya itu pada sore hari,” tutur Alma.
Belum Tersedia Paket Wisata
Meski memiliki kekayaan bawah laut yang luar biasa, Kabupaten Buton tampaknya belum mempersiapkannya dengan matang di sektor pariwisata. Hal ini dibuktikan dengan minimnya informasi terkait biaya ataupun paket wisata yang dapat dipilih oleh wisatawan.
Zurnia, Kepala Seksi Penataan Zona Kreasi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Buton yang ditemui di tempat terpisah tidak mengelak terkait kekurangan yang ada. Ia menyadari masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dibenahi Dinas Pariwisata.
Walau begitu, bukan berarti sampai saat ini tidak ada perkembangan. Zurnia mengungkap, terkait biaya dan paket wisata bawah air yang ada di Kabupaten Buton sejatinya sudah dirumuskan. “Draft harganya sudah ada. Tinggal disahkan saja oleh pihak terkait. Kalau sudah sah, baru kami pasang informasinya secara lengkap,” tutur Zurnia.
Untuk saat ini, bagi wisatawan yang ingin melakoni aktivitas diving atau snorkeling di sekitar perairan Pasarwajo dapat langsung mendatangi Dive Center Pasarwajo. Letaknya persis di sebelah Pelabuhan Banabungi dan terlihat dengan jelas dari Jl. Pangeran Limboro.
Nantinya, di Dive Center Pasarwajo, wisatawan bisa melakukan negosiasi secara langsung terkait biaya diving maupun snorkeling. Para pelancong pun dapat menyewa peralatan menyelam hingga menyewa kapal cepat untuk kebutuhan penjelajahan bawah laut yang lebih beragam.
“Di sana, di Dive Center Pasarwajo, Dinas Pariwisata juga telah membangun gedung pusat informasi. Ke depan, segala hal yang berhubungan dengan paket wisata diving atau snorkeling dan berbagai informasi terkait destinasi wisata lainnya yang ada di Kabupaten Buton bakal tersedia di tempat itu,” kata Zurnia.
Wisata Pantai dan Air Terjun
Selain menikmati keindahan bawah laut perairan Kabupaten Buton, wisatawan memiliki banyak opsi lain yang dapat dikunjungi. Mulai dari wisata pantai hingga wisata air terjun yang letaknya masih berada di Kecamatan Pasarwajo.
Beberapa pantai yang dapat dikunjungi di sini seperti Pantai Lahonduru dan Pantai Topa Wabula. Di Pantai Lahonduru, wisatawan dapat melihat jenis ikan yang dikeramatkan oleh warga sekitar.
Zurnia bercerita, jenis ikan yang dikeramatkan tersebut adalah jenis ikan kakap merah. Namun, bukan ikan kakap merah biasa. Melainkan, ikan kakap merah yang telah mengalami proses evolusi akibat perubahan lingkungan.
“Ikan-ikan ini bisa dibilang sebagai ikan purba. Karena bentuk fisiknya sudah berubah dari ikan kakap merah biasa. Mereka berevolusi pasca terjebak di rawa-rawa yang terletak persis di samping Pantai Lahonduru. Ikan-ikan tersebut diketahui bisa masuk ke dalam rawa akibat terbawa ombak pasang yang cukup besar,” ungkapnya.
Kemudian, di Pantai Topa Wabula, para pelancong dapat menikmati tenangnya air laut bersama sebuah kelapa bulat yang dipetik langsung dari pohonnya. Bila sudah bosan memandangi birunya laut, wisatawan bisa mengunjungi kampung tenun yang kebetulan letaknya tidak jauh dari Pantai Topa Wabula.
Selain wisata pantai, di Kecamatan Pasarwajo juga terdapat wisata air terjun yang tak kalah indah untuk dinikmati. Salah satunya Air Terjun Kahauhauna yang berjarak sekitar 11 km dari Dive Center Pasarwajo.
Di sini, wisatawan dapat menikmati kesegaran air terjun yang dikelilingi rimbunnya pepohonan. Suasana yang diberikan pun cenderung membuat tenang dan siapa pun yang berkunjung ke sini rasanya tidak ingin cepat-cepat kembali.
Namun, untuk mencapai Air Terjun Kahauhauna diperlukan fisik serta mental yang kuat. Pasalnya, wisatawan harus menuruni 146 anak tangga yang sedikit curam dan jalannya sangat berbahaya bila hujan tiba.
Sehingga, para wisatawan perlu mengatur waktu yang pas bila ingin berkunjung ke Air Terjun Kahauhauna. Minimal saat Kabupaten Buton tengah mengalami musim kemarau atau tiada awan mendung yang memayungi.
Wisata Air Terjun Kahauhauna
Percepat Pembangunan di Sektor Pariwisata
Bupati Buton, Drs. La Bakry, M.Si, mengatakan, tengah mempersiapkan berbagai infrastruktur guna mendukung sektor pariwisata yang ada di Kabupaten Buton. Hal ini sejalan dengan adanya Gerakan Menuju 100 Smart City, di mana Kabupaten Buton menjadi wilayah pendukung dari Kawasan Super Prioritas Wakatobi.
Sebagai wilayah yang paling dekat dengan Kabupaten Wakatobi, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Buton telah membangun Pelabuhan Banabungi yang dapat menjadi akses tercepat menuju ke Kabupaten Wakatobi.
Diketahui hanya membutuhkan waktu sekitar 100 menit untuk menyebrangi Laut Banda dari Kabupaten Buton ke Kabupaten Wakatobi. “Saat ini Pemda tengah merumuskan jadwal-jadwal keberangkatan kapal cepat dari Pelabuhan Banabungi untuk menyebrang ke Kabupaten Wakatobi. Rencananya setiap hari minimal ada satu kapal yang berangkat ke sana dan begitu pula sebaliknya. Ada kapal dari Kabupaten Wakatobi yang menyebrang ke sini,” ujarnya saat ditemui di kantornya.
Selain itu, Gerakan Menuju 100 Smart City diharapkan dapat menjadi langkah awal Kabupaten Buton untuk menjadi wilayah yang maju. Minimal, masyarakat Kabupaten Buton dapat sejahtera dan bersahaja.
(Penulis: Dzaky Nurcahyo)
Baca Juga: Peran Smart City dalam Mendorong Ekowisata Boon Pring Andeman di Kabupaten Malang
Baca Juga: Harta Karun di Desa Budaya Dokan yang Perlu Diasah Agar Mendunia