Find Us On Social Media :

Fokus pada Pelanggan, Maskapai Penerbangan Ini Sepenuhnya Gunakan Cloud

By Liana Threestayanti, Rabu, 12 Januari 2022 | 16:30 WIB

Ilustrasi bisnis dan industri penerbangan

Bertekad menjadi maskapai penerbangan paling dicintai di dunia, Korean Air memutuskan untuk sepenuhnya beranjak ke awan (cloud).

Menjadi yang terdepan dalam implementasi teknologi bukan hal baru bagi maskapai penerbangan asal Korea Selatan ini. Korean Air adalah konglomerasi pertama di Korea yang menerapkan komputerisasi dengan mengadopsi sistem punch card di awal 70an. Perusahaan milik Hanjin Group ini juga menjadi perusahaan pertama di negaranya yang mengalihdayakan data center-nya ke penyedia layanan profesional melalui kemitraan dengan IBM di tahun 1997. 

Infrastruktur Legacy Tidak Mendukung 

Namun lambat laun private data center memicu berbagai isu, seperti keamanan, latensi, dan ekspansi.  

Sementara di sisi lain, perkembangan teknologi mengubah perilaku konsumen, termasuk pengguna transportasi penerbangan. Dikutip dari Simple Flying, Kenneth Chang, CMO dan CIO Korean Air mengatakan bahwa CEO Korean Air memiliki visi yang sangat customer centric dan bertekad menjadikan perusahaannya sebagai maskapai penerbangan yang paling dicintai di dunia. 

“Dan ketika saya melihat infrastrukturnya, kami tidak memiliki mekanisme yang dibutuhkan untuk secara cepat me-roll out layanan baru atau mencoba memahami perilaku pelanggan akibat arsitektur monolitik kami yang sudah terlalu usang. Arsitektur semacam ini memang bagus untuk memelihara aplikasi, tapi tidak lebih dari itu,” cerita Kenneth Chang kepada Simple Flying tentang situasi di perusahaan saat ia bergabung lima tahun silam.   

Ingin Manfaatkan Data

Dan empat tahun lalu, dimulailah perjalanan Korean Air keluar dari zona nyaman dan mulai mengaplikasikan teknologi terbaru. Menurut Kenneth, perusahaan sebenarnya sudah memiliki pengalaman dengan cloud ketika Korean Air mengimplementasikan sistem ticketing di cloud. Sistem kargo Korean Air juga sudah berbasis cloud.

“Jadi kami paham manfaat cloud. Oleh karena itu kami memutuskan untuk membawa semuanya, menonaktifkan data center kami, dan memindahkan semuanya ke AWS,” cerita Kenneth. 

Dengan visi yang fokus pada pelanggan, Korean Air juga ingin memanfaatkan data-data miliknya tidak hanya untuk menentukan harga. Perusahaan ingin menggunakan data untuk memahami layanan khusus  apa yang diinginkan pelanggan saat perjalanan bisnis maupun perjalanan liburan. Dan infrastruktur legacy tidak memungkinkan perusahaan memperoleh informasi seperti itu untuk dianalisis para pengambil keputusan. 

Tidak Sekadar Lift & Shift

Beralih ke cloud AWS, Korean Air memanfaatkan software as a service, platform as a service, dan infrastructure as a service. Namun perjalanan ke cloud tidak dilakukan Korean Air secara lift and sift.