Lebih Banyak Digunakan, Lebih Banyak Diserang
Penggunaan komputer serta penggunaan jaringan komputer yang makin banyak dalam kehidupan umat manusia sehari-hari misalnya tercermin dari porsi pengguna internet di dunia. Menurut World Bank, berdasarkan data ITU (International Telecommunication Union), porsi pengguna internet di dunia adalah sekitar 49% populasi pada tahun 2017. Porsi tersebut meningkat sangat signifikan dibandingkan tahun 2000 yang hanya sekitar 6,7%.
Begitu pula halnya menurut Internet World Stats yang mengestimasikan porsi pengguna internet di dunia adalah sebesar 64,2% populasi pada kuartal pertama tahun 2021. Jumlah pengguna internet yang diperkirakan itu adalah sebanyak lebih dari 5 miliar. Bila dibandingkan tahun 2000, jumlah tersebut meningkat sekitar 1.300%.
Sementara, jumlah cyber attack yang bertumbuh contohnya terlihat dari laporan yang disampaikan para organisasi sehubungan cyber security. Menurut Trend Micro, jumlah cyber attack yang berhasil dicegahnya terhadap entitas yang dilindunginya pada tahun 2020 melebihi 62 miliar. Jumlah tersebut meningkat sekitar 20% dibandingkan sebelumnya.
Sejalan dengan itu, BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) menyatakan sepanjang bulan Januari sampai Agustus tahun 2021, terdapat sekitar 888 juta cyber attack di Indonesia. Jumlah bersangkutan meningkat pesat dibandingkan tahun 2020. Pasalnya, BSSN mencatat sepanjang tahun 2020, terdapat “hanya” 495 juta cyber attack di Indonesia. Dengan kata lain, baru sampai bulan Agustus 2021 saja, jumlah cyber attack di Indonesia sudah meningkat sekitar 80% dibandingkan keseluruhan tahun 2020.
Kerugian yang Besar
Tak sekadar jumlah cyber attack yang banyak dan bertambah, kerugian yang dihasilkan cyber attack yang berhasil juga besar. Ambil contoh WannaCry yang sempat menghebohkan dunia beberapa tahun lalu, termasuk setidaknya sebagian pihak di tanah air. Menurut Kaspersky, WannaCry mengakibatkan kerugian setidaknya US$4 miliar secara global. WannaCry menginfeksi lebih dari 230.000 perangkat di 150 negara.
Sementara, khusus untuk Indonesia; mengutip Microsoft, berdasarkan studi Frost & Sullivan yang dilakukan pada tahun 2018; potensi kerugian ekonomi di Indonesia yang diakibatkan oleh cyber attack yang berhasil bisa mencapai US$34,2 miliar. Angka yang dimaksud adalah lebih dari 3% PDB Indonesia pada tahun 2018.