“Menariknya, pengguna layanan digital dari kota-kota kecil memberi kontribusi 75 persen dari total 21 juta konsumen digital baru. Digitalisasi tidak hanya berlaku bagi pengguna di kota-kota besar, namun di daerah non metropolitan sekalipun, masyarakatnya sudah mulai digital savvy,” lanjut Oscar.
Tak bisa dipungkiri, pandemi memang melahirkan keterbatasan interaksi sehingga transaksi langsung juga mengalami penurunan drastis.
Fenomena tersebut nyatanya memberi peluang kepada para pelaku bisnis untuk menawarkan produk maupun jasanya di e-commerce.
Laporan Tren E-Commerce 2022 SurveySensum mengungkapkan adanya peningkatan pada kategori e-commerce dari tiga kategori di tahun 2019 menjadi 6 kategori di tahun 2021.
Dua kategori baru yakni produk bahan makanan dan kesehatan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 40 persen dan 31 persen dari tahun lalu.
Hal ini sesuai dengan perubahan konsumsi masyarakat yang memiliki permintaan lebih terhadap produk kesehatan serta produk bahan makanan selama pandemi.
Baca Juga: Akankah Paylater Mendominasi Lanskap Digital Payment di Indonesia?