Di era digital saat ini, sudah banyak perusahaan yang melakukan analisis dengan big data sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Melalui analisis big data, perusahaan dapat memperoleh informasi yang relevan dan lengkap untuk menyusun rencana bisnis serta mengevaluasi strategi yang selama ini diterapkan.
Selain itu, big data juga dapat dimanfaatkan untuk menganalisis perilaku konsumen serta memahami preferensi konsumen secara personal. Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan produk, layanan, hingga strategi pemasaran yang tepat sasaran.
Hal itulah yang membuat banyak perusahaan memutuskan untuk menjadi data driven company, yaitu perusahaan yang mampu bekerja, mengambil simpulan, dan menetapkan suatu kebijakan dengan menggunakan analisis data secara tepat dan memadai.
Salah satu perusahaan yang telah menjadi data driven company adalah Telkomsel, perusahaan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Perusahaan yang berdiri pada 1995 tersebut sudah mulai memanfaatkan hasil analisis data sejak 2009 untuk pelaporan transaksi. Memasuki 2014, Telkomsel mulai menggunakan data sebagai analytical concept untuk melakukan inovasi serta meningkatkan layanan bagi pelanggan.
Baca Juga: Flou Cloud Resmi Dirilis, Tawarkan Cloud dengan Teknologi Terkini
Saat ini Telkomsel memiliki lebih dari 173,5 juta data yang dapat diolah untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, Telkomsel juga memiliki lebih dari 300 aplikasi yang tersebar di beberapa platform. Oleh sebab itu, dibutuhkan manajemen pengelolaan database yang cepat, efisien, serta aman.
Officer Database Administration Management Telkomsel, Taufik S Hidayat, mengatakan ada beberapa kriteria untuk dalam memilih teknologi database management system (DBMS) yang andal. Mulai dari kemudahan terintegrasi dengan infrastruktur yang ada, sistem keamanan yang mumpuni, hingga fleksibilitas untuk mengadopsi teknologi baru.
“Salah satu DBMS yang digunakan Telkomsel untuk mendukung data driven company, yakni MySQL HeatWave. Pertimbangan kami menggunakan database MySQL karena telah open source. Selain itu, MySQL sudah familier sehingga mudah digunakan bagi developers,” kata Taufik dalam webinar bertajuk “Tech Gathering: Menguak Kunci Sukses Menjadi Data Driven Companies” pada Rabu (18/5/2022).
Selain itu, Taufik memaparkan, MySQL juga memiliki total cost of ownership (TCO) yang lebih efisien dibandingkan dengan produk teknologi DBMS lainnya.
Baca Juga: Telkomsigma Raih Penghargaan Cloud Infrastructure Service Provider of The Year
“MySQL juga dapat mengirim high availabiility (HA), solution, dan scalability, sehingga ketika terjadi failure detection bisa di-recovery dengan mudah,” jelas Taufik.