Survei Zebra menemukan bahwa perusahaan memperbaiki kondisi kerja dengan cara lain, seperti membekali staf dengan lebih banyak teknologi untuk bekerja dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan waktu kerja yang lebih fleksibel.
Bahkan, lebih dari 9 dari 10 staf gudang secara global setuju, bahwa pada tingkat tertentu, kemajuan teknologi akan membuat lingkungan kerja menjadi lebih menarik bagi karyawan, bahkan di tengah ketatnya rantai pasokan, lonjakan permintaan, dan tingginya tekanan untuk memenuhi tenggat waktu yang lebih ketat.
Tantangan dan Perubahan di Sektor Pergudangan
Survei ini memperlihatkan, para operator gudang mengalami kesulitan melakukan pengiriman pesanan ke pelanggan dengan tepat waktu dibandingkan tiga tahun lalu. Para operator juga harus berupaya keras untuk menjaga akurasi inventori dan visibilitas.
Mereka juga mengakui bahwa mereka diharapkan mampu mengirim pesanan lebih cepat dari sebelumnya di tengah model ekonomi yang on-demand dengan tantangan berupa kenaikan biaya transportasi yang berdampak pada lebih dari 40% operator gudang di sektor manufaktur, transportasi, distribusi grosir, logistik dan retail.
Hal ini tidak mengejutkan, menurut Zebra, mengingat responden mengindikasikan volume pengirimannya meningkat rata-rata lebih dari 20% selama dua tahun terakhir.
Yang menarik, para operator gudang justru melihat tantangan ini sebagai katalisator untuk perubahan dan pertumbuhan. Mulai tahun ini hingga 2025, lebih dari 8 dari 10 berharap untuk meningkatkan jumlah stock-keeping units (SKU) mereka dan volume barang yang dikirim.
Para operator juga berencana memperluas operasional pengelolaan barang retur, menawarkan lebih banyak layanan bernilai tambah, dan meningkatkan kehadiran fisik mereka, dengan cara memperbesar jumlah dan ukuran gudang.
Sementara itu 61% operator gudang di dunia ingin menambah jumlah karyawan di tahun depan untuk mencapai jumlah tenaga kerja yang ideal. Namun mereka mengakui bahwa menemukan karyawan (55%) dan memberikan pelatihan (54%) yang tepat waktu adalah tantangan besar.
Khususnya di Asia Pasifik, 53% melaporkan kesulitan dalam menemukan pekerja dan 59% mengindikasikan pelatihan sebagai tantangan. Walhasil, lebih dari 8 dari 10 pembuat keputusan di dunia setuju bahwa mereka harus lebih mengandalkan otomatisasi di masa depan.
Dongkrak Produktivitas dengan Automasi
Survei ini mengungkapkan, kebanyakan operator gudang di dunia akan menggunakan AMR untuk keperluan person-to-good (P2G) picking, pergerakan material, dan aktivitas inventori otomatis lainnya. Namun akan lebih banyak lagi operator yang akan berinvestasi untuk software yang dapat mengotomatisasi proses analitik dan pengambilan keputusan.