Sribu, startup yang bergerak di bidang penyediaan jasa solusi konten dan pemasaran digital berbasis crowdsourcing, berbagi tips untuk para pelaku usaha yang hendak memanfaatkan kekuatan social media, terutama melalui platform Instagram dan TikTok untuk menjangkau pasar yang luas dan meningkatkan penjualan.
Potensi pemasaran melalui media sosial (social media marketing) di Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi.
Kombinasi antara masifnya jumlah pengguna dan lamanya durasi penggunaan media sosial telah membuatnya menjadi salah satu alat pemasaran yang paling ampuh.
Laporan dari WeAreSocial pada awal tahun 2022 mencatat bahwa Indonesia menempati peringkat ke-10 negara dengan rata-rata penggunaan media sosial terlama dengan rata-rata waktu penggunaan selama 197 menit atau sekitar 3,2 jam per hari.
Ryan Gondokusumo, Founder dan CEO Sribu mengatakan bahwa social media marketing telah menjadi hal yang umum dilakukan bagi pebisnis di Indonesia. Potensinya memang luar biasa dan diperkirakan akan terus bertumbuh di masa depan. Apabila dimanfaatkan dengan tepat, menurutnya social media marketing tentu dapat menjadi alat yang ampuh bagi para pelaku usaha yang hendak memperkenalkan dan mempromosikan produknya.
“Kendati demikian, ada banyak miskonsepsi di kalangan pelaku bisnis mengenai pemanfaatannya. Kami menemukan bahwa banyak pemilik usaha berpikir bahwa untuk melakukan social media marketing, perusahaan hanya perlu membuat akun dan membuat posting konten tentang produk dan layanan yang mereka tawarkan. Hal ini tentu saja dapat dilakukan. Namun, untuk mencapai hasil yang terukur dan sesuai dengan harapan, diperlukan strategi yang matang dan didukung dengan strategi pembuatan konten yang menarik sehingga produk yang ditawarkan dapat menjadi viral dan diminati oleh calon pembeli.”
Berbeda dengan ketika media sosial baru mulai berkembang di mana jumlah pengikut (follower) menjadi tolok ukur kesuksesan sebuah kampanye di media sosial, saat ini para pelaku usaha dapat meraih popularitas instan apabila konten yang mereka buat menjadi viral.
Fitur sistem rekomendasi seperti Reels di Instagram (IG Reels) atau For You Page (FYP) di TikTok memungkinkan sebuah konten yang viral dilihat oleh banyak orang, sekalipun orang tersebut tidak mengikuti akun Instagram atau TikTok yang membuat konten tersebut.
"Peta persaingan di ranah media sosial saat ini berbeda dengan ketika media sosial baru mulai bermunculan. Dahulu, yang menentukan apakah sebuah konten akan dilihat oleh pengguna adalah apabila akun tersebut diikuti oleh banyak orang. Semakin banyak follower sebuah akun, maka semakin banyak pula orang yang dapat melihat konten yang di-posting. Namun seiring dengan perkembangan media sosial, sistem algoritme yang menentukan konten yang ditampilkan bagi pengguna juga telah berubah. Kini, suatu konten dapat dilihat oleh semakin banyak orang apabila konten tersebut dinilai berpotensi untuk menjadi viral oleh platform media sosial tersebut. Untuk itu, strategi pembuatan konten menjadi kunci keberhasilannya," jelas Ryan lagi.
Lebih lanjut, Sribu membagikan beberapa tips mengenai aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk membuat konten video Anda menjadi viral di Instagram maupun TikTok:
1. Tentukan target audience yang Anda tuju
Meskipun sebanyak mungkin orang melihat konten kita potensinya juga semakin besar, namun bila tidak tepat sasaran, maka hasilnya pun tidak sesuai harapan.
Penting bagi pelaku usaha dan pemasar melakukan riset untuk memahami profil calon pembeli atau target audience yang dituju.
Hal ini sangat penting untuk dilakukan agar konten yang dibuat menarik, relevan dan sesuai dengan selera dan pola kebiasaan calon pembeli Anda.
Pelaku usaha perlu membuat profil persona calon pembeli yang spesifik agar dapat melakukan identifikasi minat dan pola kebiasaan dengan tepat guna menyusun strategi konten yang tepat sasaran.
Profil target audience yang dituju juga dapat mempengaruhi pemilihan media sosial yang hendak dipakai.
TikTok memiliki audience dari kelompok usia yang lebih muda. Hampir setengah dari seluruh pengguna TikTok berusia di bawah 30 tahun dan 25% berusia di bawah 20 tahun.
Apabila segmentasi pasar yang dituju adalah kelompok usia muda, maka TikTok dapat menjadi pilihan yang lebih tepat.
IG Reels memiliki segmentasi audience yang lebih beragam dengan kebanyakan pengguna berusia 25 hingga 44 tahun.
Apabila Anda mengejar segmen audience yang lebih dewasa dengan daya beli yang lebih tinggi, maka IG reels dapat menjadi pilihan yang tepat.
2. Buat konten yang humanis dan relevan dengan target audience Anda
Konten yang impresif tidak melulu harus dengan menampilkan kecanggihan, kegemerlapan ataupun sesuatu yang ‘wah’.
Bila diamati, konten-konten viral sering kali menampilkan sisi humanis dan relevan dengan kehidupan dan problematika sehari-hari dari target audience-nya.
Tentunya untuk mendukung alur cerita yang sudah menarik ini, memastikan kualitas video dan suara/musik yang bagus juga penting agar konten yang kita buat semakin menggugah antusiasme dan emosi para audience yang menonton.
3. Sampaikan pesan dengan jelas dan sederhana dalam waktu singkat
Untuk dapat menjadi viral di IG Reels maupun TikTok FYP, pemilik usaha perlu memastikan agar kesan dan pesan yang hendak disampaikan dapat dipahami dalam waktu singkat.
Durasi maksimum video IG Reels adalah 90 detik sedangkan TikTok 60 detik. Untuk itu, konsep konten harus dipersiapkan secara matang sehingga dapat menyampaikan keseluruhan pesan dalam waktu yang singkat.
Pesan juga perlu dibuat sesederhana mungkin agar dapat dimengerti dalam satu kali menonton video.
4. Ciptakan konten yang membangun interaksi dan memancing reaksi audience
Salah satu aspek yang menentukan apakah sebuah video dapat menjadi viral adalah interaksi dengan pengguna.
Untuk itu, adalah penting untuk membuat konten yang memancing reaksi audience, baik berupa komentar, like maupun repost.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyertakan call to action di dalam konten video termasuk meminta audience untuk like, meninggalkan komentar, maupun membagikan postingan tersebut apabila menyukai konten tersebut atau setuju dengan video tersebut.
5. Kombinasikan dengan iklan berbayar dan influencer
Selain mengandalkan posting pada akun media sosial Anda, Anda juga dapat memperluas jangkauan lebih lanjut dengan menggunakan iklan dan promosi melalui influencer.
Ketika memasang iklan, pastikan Anda menyesuaikan parameter-parameter yang ada di masing-masing platform beriklan agar tepat sasaran kepada target yang hendak dicapai.
Selain menggunakan iklan, pelaku usaha juga bisa menjangkau lebih banyak pengguna melalui kerja sama dengan influencer yang memiliki profil audience yang sesuai dengan produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Dalam memilih influencer, pastikan bahwa kesan yang ditampilkan konsisten dengan produk Anda dan sesuai dengan selera target pasar Anda.
Setelah berhasil mendapatkan perhatian dari target audience dan meningkatkan jumlah follower, hal yang tidak kalah pentingnya adalah membina relasi dengan mereka.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan respons terhadap komentar yang mereka berikan pada postingan atau dengan me-repost konten dari pengguna yang membagikan konten kita di akun mereka.
Hal ini akan membantu meningkatkan relasi dengan target audience dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan kesetiaan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.
“Banyak sekali aspek yang mempengaruhi kesuksesan upaya social media marketing, mulai dari perencanaan yang matang, pembuatan konten yang berkualitas, sampai dengan membina relasi dengan target audience. Namun demikian, terkadang pelaku usaha memiliki kendala keterbatasan dalam sumber daya yang mumpuni di bidang-bidang tersebut. Untuk itu mempekerjakan freelancer dapat menjadi solusi terbaik.
Sebagai platform crowdsourcing freelancer untuk konten dan pemasaran digital, Sribu memiliki lebih dari 26.000 freelancer terkurasi yang memiliki beragam keahlian mulai dari pembuatan konten digital mulai dari desain logo, kemasan, banner lainnya, penulisan caption, artikel, fotografi, videografi, social media marketing, pemasaran digital dan pembuatan website.
Hingga saat ini, sebanyak 100.000 pekerjaan telah diselesaikan oleh freelancer melalui platform crowdsourcing Sribu, dengan Lebih dari 15.000 pelaku usaha kecil hingga besar telah menggunakan jasa Sribu seperti Pertamina, DHL, Manulife Investment Management, Indesso, Intiland, Kebab Baba Rafi, Sari Munik, Mega Jaya, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Empat Langkah Membangun Pondasi Pemasaran Digital yang Tepat Sasaran