Find Us On Social Media :

Workday: Sebagian Besar Organisasi di Indonesia Masih Tertinggal dalam Ketangkasan Digital

By Rafki Fachrizal, Selasa, 9 Agustus 2022 | 17:45 WIB

Ketangkasan Digital (Digital Agility)

Dari perspektif regional, hanya 38% organisasi di Asia Pasifik yang sudah maju dalam hal ketangkasan digital.

Namun, secara keseluruhan terdapat kemajuan karena angka ini meningkat 18 poin persen jika dibandingkan dengan tahun 2020.

Untuk 62% organisasi di Asia Pasifik yang masih tertinggal dalam ketangkasan digital (agility followers), adopsi teknologi sering didorong oleh persyaratan fungsional dan kebutuhan bisnis seperti e-commerce, keamanan, dan kerja jarak jauh (remote working) selama pandemi.

Kurangnya adopsi teknologi di tingkat perusahaan untuk mendorong ketangkasan digital

Studi ini menemukan bahwa hampir setengah dari semua bisnis di Indonesia (49%) mengelola inisiatif transformasi digital mereka di tingkat fungsional.

Hal ini menunjukkan adanya peluang bagi organisasi di Indonesia untuk lebih mengintegrasikan alat dan proses digital di tingkat perusahaan untuk mendapatkan pandangan yang holistik tentang sumber daya perusahaan, mendapatkan insight berbasis data, serta mewujudkan ketangkasan digital yang lebih baik.

Sebagai contoh, penelitian ini mengamati juga bahwa cukup banyak departemen IT masih mengandalkan rencana keberlanjutan bisnis yang statis untuk mendeteksi potensi masalah IT (43%).

Hal yang serupa juga ditemukan di departemen keuangan dengan 53% di antara mereka mengandalkan rencana yang sama untuk menghadapi disrupsi finansial yang didorong oleh inflasi harga dan kenaikan suku bunga.

Bagi kedua departemen fungsi tersebut, pendekatan taktis semacam itu menghalangi adopsi proses otomatis atau prediktif yang diperlukan untuk meningkatkan ketahanan bisnis.

Kurangnya bakat terampil untuk mendorong transformasi digital dalam adopsi teknologi di tingkat perusahaan

Studi ini juga menyarankan agar organisasi di Indonesia menerapkan transformasi digital secara lebih agresif untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam menarik dan mempertahankan talenta.

Hampir 8 dari 10 (77%) praktisi di bidang personalia di Indonesia menemukan tantangan besar dalam mengidentifikasi keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan bisnis yang terus berkembang.