Dalam mengurus Kartu Keluarga (KK), contohnya. Warga tak perlu lagi datang ke kantor dukcapil. Mereka hanya perlu mengisi form, mengupload dokumen yang diminta dan tinggal menunggu. Jika disetujui, KK akan dikirimkan lewat email atau whatsapp dalam bentuk pdf dan bisa diprint secara mandiri.
Terobosan juga dilakukan di sejumlah sektor, seperti pariwisata dan pemberdayaan masyarakat. Aplikasi e-Smart Village, misalnya. Aplikasi ini menghubungkan seluruh desa dan kecamatan di Halmahera Selatan. Lewat layanan ini, nantinya setiap desa saling terkoneksi dan dapat mempromosikan serta memperkenalkan potensi wisata mereka, termasuk pasokan hasil bumi di tiap desa. Untuk membuka akses internet di seluruh wilayah Halsel, selama setahun terakhir, pemkab juga telah membangun BTS di sejumlah titik.
Tidak hanya itu. Smart Village juga bisa menjadi wadah bagi nelayan dan petani untuk memasarkan hasil panen dan tangkapan ikan mereka. Menurut Supriadi, Staf Dinas Kominfo Halsel yang juga pengembang aplikasi ini, lewat Smart Village, Pemkab Halsel juga dapat mendata pasokan ikan dan hasil bumi di tiap desa dan membantu mereka mencari pembeli.
Layanan di Dinas Dukcapil Halsel yang telah menerapkan sistem layanan onlline
"Nantinya, mereka juga bisa menetapkan harga hasil bumi atau tangkapan ikan yang ingin mereka jual. Jadi bisa dapat harga tertinggi. Mereka juga bisa memantau harga berbagai produk secara realtime, jadi mereka tidak bisa ditipu," ujar Supriadi, seraya menunjukan sejumlah fitur dan alur penggunaan aplikasi tersebut melalui laptop-nya.
Ini tentu kabar gembira bagi para petani dan nelayan, yang selama ini mengalami keterbatasan pemasaran. Selama ini, umumnya mereka menjual hasil bumi dan tangkapan ikan secara konvensional, dengan menjual di pasar atau pengepul.
Ini diakui Ikrom, seorang nelayan yang sedang menurunkan hasil tangkapan di sebuah Tempat Penampungan Ikan Panamboang, Bacan Selatan. Pria berusia 60 tahun ini mengaku sudah ikut melaut sejak tamat SD. Sekali melaut, Ikrom mengaku dapat membawa sedikitnya 500 kilogram ikan, seperti tuna dan cakalang.
Ia menjual hasil tangkapannya kepada perusahaan dan warga. "Tapi harga dari perusahaan lebih murah," ujar Ikrom, yang melaut menggunakan kapal berukuran 37 GT. Meski tidak mengetahui adanya layanan Smart Village yang dikembangkan Pemkab Halsel, ia menyambut baik adanya rencana tersebut.
Di luar yang disebutkan di atas, Pemkab Halsel saat ini juga tengah mengembangkan sejumlah aplikasi berbasis konsep Smart City lainnya. Ada Halsel Lapor Online (Halo). Dengan mengakses aplikasi ini, ke depannya, warga dapat melaporkan berbagai persoalan, mulai dari laporan kebakaran hingga permintaan ambulans untuk warga yang sakit.
Ada juga Saruma Kita. Aplikasi ini mirip e-commerce, tapi bersifat lokal. Aplikasi berisi berbagai fitur atau kanal, di mana warga dan pelaku UMKM dapat mempromosikan dan menjual berbagai produk dan hasil bumi. Ada pula fitur untuk mengajukan perizinan UMKM.
Usman mengatakan, berbagai inovasi berkonsep Smart City ini diharapkan tidak hanya dapat mengkoneksikan antar desa, tapi juga meningkatkan kesejahteraan dan roda perekonomian warga.
Untuk mendukung percepatan Smart City, selain pemanfaatan teknologi digital, Pemkab Halsel juga perlahan mulai membenahi sarana infrastruktur. Di Desa Tuwokona, Kecamatan Bacan Selatan, Pemkab Halsel telah membangun Pasar Modern baru, dan pusat perbelanjaan Saruma Town Square, yang proses pembangunannya telah rampung.
Di sektor wisata, Pemkab Halsel saat ini juga tengah mengebut pembangunan kawasaan wisata Pulau Nusa Ra. Selain fasilitas penginapan dan area perkemahan, di spot wisata yang dikelilingi laut dan pemandangan eksotis ini, wisatawan juga dapat menikmati beragam wisata air seperti banana boat dan diving.
Kawasan wisata baru yang juga dalam proses pengerjaan adalah Zero Point, taman kota yang berdiri tepat di sisi laut, di Desa Labuha. Didesain apik dan modern, pembangunan taman kota ini dijadwalkan selesai pada akhir tahun ini dan diharapkan menjadi salah satu ikon baru Kabupaten Halsel.
“Bila konsep Smart City berjalan, kita percaya dampaknya pada masyarakat sangat luar biasa. Masyarakat pasti merasakan dampaknya dalam segala bidang. Bukan hanya mempermudah warga, tapi juga pemerintah. Saya punya mimpi besar, Smart City di Halsel bisa terlaksana pada tahun 2023,” ungkap Usman.
Seperti umumnya wilayah pesisir, Halmahera Selatan, yang 70 persen luas wilayahnya berupa lautan, dihuni penduduk yang sebagian menggantungkan hidup sebagai petani dan nelayan. Semoga, sentuhan dan mimpi pengembangan Smart City yang digulirkan pemerintah setempat, ikut membawa perubahan dan angin segar bagi kehidupan warga di masa depan.