Find Us On Social Media :

Menyelisik Urgensi Penerapan Cloud Computing untuk Industri Jasa Keuangan, Apa Manfaat dan Tantangannya?

By Nana Triana, Kamis, 22 September 2022 | 12:14 WIB

Ilustrasi Cloud Computing.

Dalam beberapa tahun terakhir, akselerasi digital di sektor perbankan semakin gencar dilakukan seiring meningkatnya ekspektasi publik akan layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman.

Selain itu, tingginya persaingan di industri keuangan menjadikan transformasi digital sebagai salah satu strategi yang paling relevan dalam meningkatkan kualitas pelayanan berbasis digital dan sistem keuangan yang inklusif.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh sejalan dengan meningkatnya ekspektasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja secara online, perluasan pembayaran digital, dan akselerasi digital banking.

Data BI pada 2021 menunjukkan bahwa nilai transaksi uang elektronik sampai triwulan III 2021 meningkat 45,05 persen year on year (yoy) menjadi Rp 209,81 triliun. Demikian pula dengan nilai transaksi digital banking yang meningkat 46,72 persen year on year menjadi Rp 28.685,48 triliun per September 2021.

Baca Juga: Mengungkap Kendala dan Solusi Implementasi Hybrid Cloud bagi Perusahaan

Tidak hanya itu, nilai transaksi ekonomi digital Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN, yakni mencapai 44 miliar dollar AS. Bahkan, nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai 124 miliar dollar AS pada 2025.

Sementara itu, menurut survei Digital Standard Chartered yang dilakukan pada Agustus 2020, 80 persen orang di Indonesia mengharapkan tidak lagi menggunakan uang tunai. Transisi menuju cashless society diharapkan dapat terjadi pada 2025.

Oleh sebab itu, transformasi digital begitu penting dilakukan untuk bisa bersaing di industri perbankan. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi industri keuangan di Indonesia untuk melakukan transformasi tersebut, mulai dari isu perlindungan data pribadi, risiko kebocoran data, risiko serangan siber, hingga literasi keuangan digital masyarakat yang relatif masih rendah.

Untuk itulah menjawab berbagai tantangan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan yang berisikan rancangan kebijakan OJK untuk mendorong percepatan transformasi digital perbankan di Indonesia.

Cetak Biru ini diharapkan menjadi landasan dalam mengembangkan ekosistem digital industri perbankan nasional yang lebih resilien, berdaya saing, dan kontributif.

Baca Juga: Kolaborasi dengan VMware dan Intel, NTT Luncurkan Edge-as-a-Service

Direktur Eksekutif Inovasi Keuangan Digital OJK Triyono Gani mengatakan, Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan berisi lima elemen utama, yaitu data, teknologi, manajemen risiko, kolaborasi, dan tatanan institusi pada industri perbankan.

“Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan akan memberikan acuan yang lebih konkret akan digitalisasi perbankan ke depan dalam rangka akselerasi transformasi digital, sekaligus merupakan respons kebijakan untuk memitigasi berbagai tantangan dan risiko dari transformasi digital perbankan,” kata Triyono dalam wawancara eksklusif dengan Infokomputer beberapa waktu lalu.

Manfaat cloud computing bagi perekonomian

Lebih lanjut, Triyono mengatakan, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri untuk menjalankan digitalisasi keuangan. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta, terutama para pemain di industri perbankan.

“Digitalisasi harus diimbangi dengan teknologi yang dapat memberikan dampak positif bagi laju bisnis perusahaan, termasuk memudahkan konsumen dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satunya, dengan memanfaatkan teknologi cloud computing,’’ kata Triyono.

Baca Juga: NTT Ltd: Keberlanjutan Dapat Meningkatkan Keuntungan Bagi 44 Persen Organisasi

Berdasarkan studi yang dilakukan perusahaan jasa akuntansi keuangan PricewaterhouseCoopers (PwC) pada 2021, lebih dari 50 persen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami peningkatan pendapatan sebesar 20 persen setelah mengadopsi cloud computing.

PwC juga memperkirakan cloud computing akan meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 10,7 miliar dollar AS dalam lima tahun ke depan. Hal ini mengingat 80 persen perusahaan berskala besar di Indonesia sudah memanfaatkan cloud computing untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis.

Meski demikian, Triyono mengungkapkan, pengadopsian sistem cloud computing pada proses sektor keuangan harus memenuhi beberapa parameter terkait keamanan data.

‘’Jangan sampai cloud jadi titik lemah baru bagi sektor keuangan digital di Indonesia. Untuk itu, perusahaan atau organisasi harus jeli saat membangun infrastruktur cloud,” kata Triyono.

Baca Juga: NTT Ltd. Berkomitmen untuk Terapkan Net Zero Emissions pada Tahun 2040

Triyono menyebut ada lima aspek yang harus diperhatikan dalam memilih perusahaan penyedia cloud, yakni aman, transparan, aksesibel, manajemen yang baik, dan tidak bertentangan dengan regulasi yang ada.

“Kriteria pertama suatu perusahaan atau organisasi dalam memilih cloud adalah aman. Jadi pilihlah penyedia cloud dengan reputasi yang baik dan bagaimana cara mereka melakukan manajemen risiko,” kata Triyono.

Kemudian, sebagai pemilik data, pengguna layanan cloud harus mengetahui bagaimana data-datanya dikelola. Selanjutnya, regulator harus bisa mengakses data.

Cloud harus memenuhi peraturan yang diterapkan organisasi dan regulator. Terakhir, organisasi atau perusahaan penyedia cloud harus mengikuti peraturan yang diterapkan pemerintah Indonesia, salah satunya memiliki data center yang dibangun di Indonesia,” papar Triyono.

Dengan kemitraan perusahaan penyedia jasa cloud atau hyperscaler bereputasi global, NTT sebagai penyedia layanan teknologi digital menjadi pemain penting dalam mendorong proses transformasi digital di Tanah Air.

Baca Juga: Lawan Perubahan Iklim, NTT Ltd Meluncurkan Empat Teknologi IoT

Head of Manage Cloud Infrastructure Service Asean NTT Ltd Michael Sumarta mengatakan, NTT memiliki pengalaman puluhan tahun dalam membangun dan mengoperasikan sistem mission-critical untuk klien jasa keuangan. 

“Kami membantu perusahaan atau organisasi dalam efisiensi biaya membangun infrastruktur cloud, manajemen risiko yang ketat, dan dengan cepat mengintegrasikan teknologi inovatif seperti hybrid cloud,” kata Michael dalam executive gathering bertajuk Tech Guru Session: Reimagining the Future of Financial Services, Selasa (6/9/2022).

Dia menjelaskan, NTT Ltd membantu perusahaan atau organisasi dalam menjalankan transformasi digital berbasis hybrid cloud yang merupakan gabungan antara public cloud dan private cloud.

 Private cloud merupakan layanan cloud yang hanya bisa diakses oleh satu organisasi atau perusahaan melalui jaringan private. Sementara public cloud merupakan layanan cloud yang dapat diakses oleh banyak pengguna melalui jaringan publik.

Dengan kalimat lain, penerapan hybrid cloud akan membantu perusahaan untuk membagi aktivitas atau data yang bersifat rahasia dan publik dalam satu sistem manajemen cloud yang rapi sehingga lebih efisien.

Menurut Michael, ada beberapa keunggulan yang ditawarkan hybrid cloud. Salah satunya adalah skalabilitas. Dengan hybrid cloud, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas sesuai dengan kebutuhan.

Contohnya, saat perusahaan ingin mengembangkan aplikasi baru. Dengan penggunaan hybrid cloud, proses pengembangan aplikasi akan menjadi lebih cepat dan efisien.

Keunggulan lain dari hybrid cloud adalah biaya pemeliharaan dan sistem manajemen yang lebih ekonomis ke depannya. Dengan hybrid cloud, perusahaan dapat menyeimbangkan antara keamanan data yang terjamin dengan kebutuhan pengembangan proses bisnis.

Namun, ketika pemanfaatan cloud ini semakin meningkat ada beberapa hal harus diantisipasi dari awal perjalanan pemanfaatan cloud untuk ke depannya terutama ketika terjadi kompleksitas operasional karena data dan aplikasi yang tersebar di platform yang berbeda.

Belum lagi kebutuhan untuk membangun keamananan siber dengan pengawasan yang terkendali dalam satu visi, menjaga pemanfaatan cloud agar tetap efisien serta bagaimana menyiasati sumber daya IT yang dinamis.

Lebih lanjut mengenai bagaimana Layanan Multi-Cloud as Service dari NTT membantu mengawal perjalanan pemanfaatan Cloud di perusahaan dalam mengantisipasi kompleksitas operasional dan pengaturannya dengan klik tautan berikut ini Delivering digital transformation | NTT (global.ntt).

Tidak hanya itu, Anda juga bisa mendengar secara langsung mengenai kajian pemanfaatan hybrid cloud khususnya untuk industri jasa keuangan, tantangan kedepannya, dan solusi yang harus diantisipasi dengan meng-klik link Youtube Infokomputer berikut ini.