Telah hadir lebih dari 40 tahun di Indonesia, Thales berkomitmen untuk terus mendukung industri pertahanan, berinvestasi untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas industri nasional, dan mendorong sektor sipil di Indonesia.
Dalam media briefing beberapa waktu lalu, Senior Executive Vice-President, International Development Thales International, Pascale Sourisse mengungkapkan kesiapan Thales mendukung sektor pertahanan Indonesia melalui modernisasi dan digitalisasi sistem pertahanan.
Hal itu dituangkan dalam sejumlah perjanjian kesepakatan dengan beberapa BUMN di sektor pertahanan, maupun dengan DEFEND ID, perusahaan holding industri pertahanan Indonesia yang dipimpin oleh PT Len.
Modernisasi Sistem Pertahanan
Di acara Indo Defence 2022, Thales menandatangani kontrak dengan PT Len untuk memperbarui sistem misi terintegrasi pada empat kapal perang sigma class. Kapal-kapal yang beroperasi sejak awal tahun 2000-an itu akan diperbarui dengan integrated mission system termasuk TACTICOS Combat Management System, serta teknologi radar terbaru yang berbasis software.
Pascale Sourisse mengatakan, Thales menggunakan kapabilitas terbaiknya untuk membantu memperpanjang daur hidup armada Angkatan Laut dan menjamin kapal-kapal tersebut tetap terlengkapi untuk kinerja yang optimal.
Program modernisasi akan berlanjut selama lima tahun mendatang dengan post-sales support yang disediakan oleh tim-tim terlatih dari Pusat Layanan Angkatan Laut Thales di Surabaya. Peningkatan terbaru tersebut akan mengikuti program serupa yang telah dijalankan untuk KRI Usman-Harun sebagai kapal fregat ringan multi peran atau multi-role light frigate (MRLF) pada 2020.
Selain itu, secara terpisah Thales juga menandatangani MoU dengan PT PAL dalam rangka kolaborasi dalam bidang integrated mission system, associated sensors & sub systems untuk kebutuhan pasar ekspor Indonesia.
Bangun Kapabilitas & Kompetensi Lokal
Sementara itu, pada Memorandum-of-Agreement (MoA) terpisah, PT Len dan Thales mengumumkan niat mereka untuk mendirikan perusahaan joint venture (JV) yang akan dimulai dengan mengerjakan aktivitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) lokal untuk radar-radar yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Indonesia.
Dalam MoU terpisah, Thales juga bekerja sama dengan PT Len untuk mendirikan joint venture. Menurut Pascale, hal ini merupakan dukungan dan investasi Thales di Indonesia dalam rangka mengembangkan kapabilitas dan kompetensi industri nasional, sejalan dengan kebijakan “Made in Indonesia.”
“Ini berarti kami berinvestasi dalam membangun posisi kami di tingkat lokal, menyediakan alih teknologi, pelatihan, dan bekerja secara dekat dengan mitra-mitra lokal, baik BUMN maupun perusahaan swasta,” ujar Pascale mengenai joint venture yang akan fokus di bidang radar, command & control system, satelit militer, dan combat management systems.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini aka dimulai dengan lokalisasi kegiatan-kegiatan maintenance, repair, dan overhaul (MRO) untuk radar-radar milik Angkatan Udara yang sedang beoperasi.
Aktivitas MRO ini akan diselenggarakan di fasilitas milik PT Len di Subang, Jawa Barat. “Kami berharap joint venture ini mulai beroperasi pada tahun 2023, dan secara signifikan membuka lowongan-lowongan pekerjaan di bidang teknologi tinggi,” imbuh Pascale Sourisse.
"Melalui kerja sama erat dengan BUMN melalui Defend Id, kami berada pada posisi yang lebih kokoh untuk berinovasi dan bersama-sama mengembangkan solusi-solusi lokal, alih teknologi, membangun kapabilitas-kapabilitas lokal di Indonesia serta membawa negara ini selangkah lebih maju dalam mencapai ambisi-ambisi pertahanannya,” ujar Presiden Direktur PT Thales Indonesia, Olivier Raboudin.
Dukungan Terhadap Sektor Sipil
Tidak hanya di bidang pertahanan, Thales juga menyatakan komitmennya untuk membantu memperkuat infrastruktur-infrastruktur utama yang dibutuhkan di Indonesia, seperti infrastruktur telekomunikasi, antariksa, dan sebagainya,
“Secara khusus, kami di Thales senang bisa berkontribusi pada rencana transformasi digital Indonesia,” ujar Pascale Sourisse. Salah satunya adalah menjembatani akses komunikasi broadband melalui konektivitas berkecepatan tinggi.
Saat ini Thales, melalui Thales Alenia Space, tengah mengerjakan satelit komunikasi milik Indonesia, yaitu Satria-1 dan Telkom 113. “Satria-1 merupakan satelit terkuat di Asia, yang akan diluncurkan 2023. Satelit ini akan membawa konektivitas bagi penduduk Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan yang paling terpencil,” jelas Pascale.
Satelit Satria-1 memiliki kapasitas 150 Gbps dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dan frekuensi Ka-Band. Satelit ini nantinya akan melayani 150.000 titik layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan.
Thales juga mendukung Indonesia melalui sistem manajemen lalu lintas udara, smart card, dan solusi keamanan siber. Selain itu Thales juga mendukung Pemerintah Indonesia dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan dan mewujudkan konsep smart city melalui teknologi-teknologi yang dimilikinya.