“Perusahaan yang saat ini meraih kesuksesan adalah perusahaan yang paling cepat beradaptasi dengan lingkungannya, belajar, dan kemudian berkembang paling cepat. Hal tersebut seratus persen berdasarkan pada interpretasi data dan pembelajaran dari data,” Paul menegaskan.
Untuk itu, ia menyarakan perusahaan menyiapkan fondasi data yang baik, arsitektur data yang tepat, data yang akurat sehingga memungkinkan integrasi seluruh data dari perusahaan ke dalam aplikasi atau kemampuan yang akan menghasilkan scorecard atau laporan tentang kinerja organisasi saat ini.
3. Keamanan dunia maya yang tertanam dan terhubung di seluruh ekosistem
Isu keamanan terus meningkat di kawasan ini. IDC mencatat, di ASEAN saja pada tahun 2020, US$2,6 miliar lenyap akibat produk kesehatan palsu, termasuk vaksin COVID. Untuk itu, para penelis memaparkan beberapa pendekatan yang perlu menjadi fokus organisasi di tahun 2023.
- Edukasi keamanan dunia maya terhadap para karyawan di seluruh organisasi dan hal ini merupakan proses yang berkesinambungan.
- Penilaian kerentanan (vulnerabilty) dengan memanfaatkan teknologi artificial intelligence.
- Keamanan dunia maya yang saling terhubung.
- Strategi keamanan Zero Trust untuk meningkatkan ketahanan dunia maya dan mengelola risiko lingkungan bisnis yang tidak terkoneksi.
4. Keberlanjutan sebagai mandat bisnis
Keberlanjutan menjadi hal yang penting dari aspek teknologi. Daniel-Zoe Jimenez, Vice President, IDC AP Research, mengatakan bahwa data center mengonsumsi sekitar dua persen listrik di seluruh dunia, dan menyumbangkan 6-7 persen terhadap emisi karbon global.
Untuk itu, adalah penting bagi organisasi untuk memiliki kemampuan mengukur carbon print dari operasional bisnisnya. Paul Burton menyebutkan, IBM menghadirkan solusi, seperti Envizi, untuk membantu organisasi mengotomatiskan koleksi dan konsolidasi ratusan tipe data di bawah kerangka pelaporan ESG utama yang diakui secara internasional.
"Perusahaan yang saat ini belum memiliki fondasi data yang baik, arsitektur data yang tepat, struktur data yang logis, dan tidak akan mampu mengintegrasikan semua data dari perusahaan ke dalam aplikasi atau kemampuan yang akan menghasilkan scorecard ESG. Masalah mendasarnya adalah data dan transformasi digital secara umum," tandas Paul.
5. Karyawan dan tenaga kerja digital untuk masa depan
"Makin sedikit orang yang memasuki dunia kerja, makin sedikit pula orang yang memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mendorong transformasi digital ke depan. Keadaan ini telah terjadi selama 10 hingga 15 tahun terakhir," ujar Paul Burton. Inilah alasan mengapa otomatisasi sangat penting bagi organisasi masa kini.
Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, ada tiga hal yang disampaikan para panelis:
- Organisasi perlu meningkatkan dan mengintensifkan pelatihan keterampilan karyawan karena mereka sudah memahami budaya dan proses dalam organisasi.
- Otomatisasi akan membantu mengatasi kesenjangan talenta. Menurut IDC, pada tahun 2023, otomatisasi akan menjadi pendekatan di mana organisasi akan menangani kesenjangan talenta dalam organisasi mereka sendiri.
- Karyawan digital dan bagaimana teknologi akan meningkatkan kemampuan manusia.
Menutup diskusi, Paul Burton menyampaikan tiga hal penting yang perlu diperhatikan para pemimpin bisnis di tahun 2023: kecepatan bisnis dengan otomatisasi; pengurangan biaya dengan menjadikan teknologi sebagai deflator, salah satunya adalah otomatisasi; dan ketahanan bisnis dengan berpikir tentang arsitektur teknologi secara holistik.