Perkembangan teknologi di bidang industri terus mengalami pertumbuhan pesat. Industrial automation (otomatisasi industri) menjadi salah satu teknologi yang terus menghadirkan inovasi baru dan banyak diterapkan oleh pelaku industri saat ini.
Semakin banyaknya industri yang mengadopsi industrial automation pun membuat pasar teknologi tersebut diprediksi akan terus bertumbuh dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan sebuah laporan bertajuk “The Business Research Co.'s Industrial Automation Global Market Report 2023”, pasar industrial automation secara global diprediksi bertumbuh dari $177.2 miliar di 2022 menjadi $190.9 di 2023 dan bernilai $256.7 miliar di 2027, dengan tingkat CAGR sedikit lebih sebesar tujuh persen.
Prediksi tersebut setidaknya menggambarkan bahwa industrial automation menjadi teknologi yang penting bagi industri untuk bersaing di era industry 4.0 dan ke depannya. Lantas, apa itu industrial automation?
“Industrial automation itu ‘kan pada dasarnya otomatisasi untuk industri. Jadi untuk segmen industri, manufacturing (manufaktur). Jadi, otomatisasi untuk industri,” kata Martin Setiawan, Business Vice President Industrial Automation, Schneider Electric, saat ditemui tim InfoKomputer di kantor Schneider Electric yang berlokasi di Jakarta Selatan.
Sementara bila mengutip dari TechTarget, industrial automation adalah kontrol mesin dan proses yang digunakan di berbagai industri dengan sistem otomatisasi melalui penggunaan teknologi seperti robotika dan software (perangkat lunak) pada komputer.
Keuntungan Mengadopsi Industrial Automation
Ada dua keuntungan utama yang bisa didapatkan sebuah industri ketika mengadopsi industrial automation.
Pertama, efisiensi. “Yang paling menarik buat pemilik bisnis itu efisiensi yang dia dapat ‘kan. Jadi misalnya dia investasi untuk memasang sistem automation plus software untuk meningkatkan overall effectiveness (keefektifan secara keseluruhan) dan efisiensi pabriknya,” ucap Martin.
Setelah menggunakan industrial automation, pelaku industri rata-rata diprediksi bisa balik modal dalam jangka waktu dua tahun setelah implementasi.
“Jadi investasi yang dia bayarkan untuk automation itu dan software serta perangkat lainnya itu dalam dua tahun itu bisa balik,” cetus Martin.
Kedua, produktivitas. Industrial automation menawarkan kemampuan untuk dapat mengerjakan tugas dengan cepat dan mengurangi tingkat kesalahan. Sehingga, dapat meningkatkan produktivitas industri tersebut.
“Productivity (produktivitas) itu ‘kan juga bisa mempengaruhi ke cost (biaya). Artinya, cost per product-nya akan semakin kecil, semakin efisien produksi mereka. Cost per produk yang semakin kecil itu akan meningkatkan dia (industri) punya daya saing. Daya saingnya akan semakin tinggi.” Jelas Martin.
Dengan keuntungan yang mampu diberikannya, tercatat saat ini sudah banyak industri yang menerapkan industrial automation di pabriknya, mulai dari industri skala kecil, menengah, hingga besar.
“Hampir semua industri saat ini hampir pakai industrial automation, cuma mungkin level complexity (tingkat kompleksitas) atau kecanggihannya yang berbeda-beda. Industri yang terbesar adopsi industrial automation seperti oil and gas, trus food and baverage, dan pabrik-pabrik besar misalnya. Pabrik besar itu juga biasanya sudah adopsi industrial automation itu sudah cukup lama,” ungkap Martin.
Martin Setiawan, Business Vice President Industrial Automation, Schneider Electric.
Tantangan yang Biasanya Dihadapi
Menurut pandangan Martin, setidaknya ada beberapa tantangan yang biasanya ditemui pada industri di tanah air saat mereka menerapkan industrial automation.
“Tantangan yang ditemukan saat adopsi industrial automation biasanya untuk SME (Small Medium Enterprise) mungkin mereka belum mau investasi, mereka harus prepare (siapkan) investasinya. Karena they have to pay for that ya kan. investasi itu biasanya tergantung customer (konsumen)-nya. Ada yang mau investasi ada yang ga mau investasi. Tapi rata-rata sekarang, ada juga yang mau investasi tapi they dont want to start. They have a budget, they want to do it, tapi they dont want to start,” ucap Martin.
Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) juga menjadi tantangan lain yang umumnya ditemukan industri. “Kemampuan SDM-nya juga harus ditingkatkan. Kalau nggak, nggak terpakai (industrial automation) jadi mubazir,” ujar Martin.
Solusi Industrial Automation dari Schneider Electric
Sebagai perusahaan yang membantu industri dalam melakukan transformasi digital, Schneider Electric memiliki solusi industrial automation untuk industri-industri di seluruh dunia, termasuk yang ada di Indonesia.
“Kita punya hardware (perangkat keras), kita punya software, kita punya services (layanan)-nya, kita punya semuanya. Apakah untuk industri kecil atau besar? Kita punya semua. Itu hanya scalability (skalabilitas) ya. Tapi solusinya kita punya semua,” papar Martin
“Dan untuk software juga, Schneider ini cukup aktif dalam akuisisi software company (perusahaan perangkat lunak), Aveva misalnya dan banyak lagi. Mulai dari desain dan build stage (tahap pembangunan) sampai operation (operasi) dan maintenance (pemeliharaan), nah itu kita punya semua software-nya. Itu semua bisa mendukung industri lebih efisien dalam mulai dari desain sampai eksekusi,” tambahnya lagi.