Find Us On Social Media :

WormGPT, AI Tool yang Bisa Permudah Hacker Melakukan Serangan Siber

By Rafki Fachrizal, Senin, 17 Juli 2023 | 13:15 WIB

Ilustrasi WormGPT.

Kemunculan ChatGPT telah membuat banyak perusahaan teknologi besar mengembangkan generative AI (artificial intelligence) dengan kemampuan yang serupa.

ChatGPT merupakan AI chatbot yang dapat merespons berbagai pertanyaan penggunanya secara luwes dan cepat.

Tak hanya menginspirasi banyak perusahaan teknologi besar, OpenAI selaku pengembang ChatGPT juga telah menginspirasi para hacker (peretas) untuk membuat tool mirip ChatGPT yang bisa membantu mereka ketika ingin melakukan cyber attack (serangan siber).

Dikutip dari PCMag, AI tool baru itu disebut dengan WormGPT. Pengembang WormGPT menjual akses ke AI tool itu di forum peretasan populer, menurut penyedia layanan keamanan email SlashNext, yang telah mencoba AI tool tersebut.

“Kami melihat bahwa aktor jahat (hacker) sekarang membuat modul khusus mereka sendiri yang mirip dengan ChatGPT, tetapi lebih mudah digunakan untuk tujuan jahat (serangan siber),” kata perusahaan itu dalam posting blog-nya.

Para hacker pertama kali memperkenalkan WormGPT bulan Maret 2023, hingga akhirnya diluncurkan pada bulan lalu.

Berbeda dengan ChatGPT atau Google Bard yang masih membatasi pertanyaan atau permintaan pengguna, WormGPT tidak memiliki batasan sehingga dapat merespons pertanyaan atau permintaan yang berbahaya (yang bisa dimanfaatkan hacker).

“Proyek ini bertujuan untuk memberikan alternatif selain ChatGPT, yang memungkinkan Anda membuat segala macam produk ilegal dan dengan mudah menjualnya secara online di masa mendatang,” tulis pengembang WormGPT, dikutip dari PCMag.

“Semua yang berhubungan dengan blackhat yang Anda pikirkan dapat dilakukan dengan WormGPT, memungkinkan siapa pun mengakses aktivitas berbahaya tanpa harus meninggalkan kenyamanan rumah mereka,” sambungnya

Pengembang WormGPT juga telah mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan bahwa pengguna dapat meminta AI chatbot itu menghasilkan malware yang ditulis dalam bahasa pengkodean Python, dan memberikan tips untuk membuat serangan siber berbahaya.

Untuk membuat AI chatbot itu sendiri, pengembang mengungkapkan bahwa mereka menggunakan open-source large language model (model bahasa besar sumber terbuka) yang disebut GPT-J tahun 2021.

Model tersebut kemudian dilatih tentang data terkait pembuatan malware, yang akhirnya menghasilkan WormGPT. 

Saat pihak SlashNext mencoba WormGPT, perusahaan menguji apakah AI chatbot itu dapat menulis email yang meyakinkan untuk skema BEC (business email compromise)—sejenis serangan phishing.

“Hasilnya mengejutkan. WormGPT menghasilkan email yang tidak hanya sangat persuasif tetapi juga licik secara strategis, menunjukkan potensinya untuk serangan phishing dan BEC yang canggih,” kata SlashNext.

Jika dilihat, AI chatbot tersebut dapat membuat pesan menggunakan bahasa profesional yang bisa mendesak korban yang dituju untuk mengirim sejumlah uang.

WormGPT juga menulis email tanpa kesalahan ejaan atau tata bahasa—sehingga dapat mengindikasikan serangan email phishing.

“Singkatnya, ini mirip dengan ChatGPT tetapi tidak memiliki batasan atau batasan etis,” kata SlashNext.

“Eksperimen ini menggarisbawahi ancaman signifikan yang dapat ditimbulkan oleh teknologi generative AI seperti WormGPT, bahkan di tangan hacker pemula,” tambahnya.

Diketahui, untuk menggunakan layanan WormGPT para hacker tidak bisa menggunakannya secara gratis. Ada biaya untuk mereka yang ingin menggunakannya.

Untungnya, WormGPT tidak murah. Sehingga potensi AI Chatbot ini dimanfaatkan oleh para hacker diprediksi masih akan rendah.

Pengembang membanderol biaya akses ke AI chatbot ini seharga 60 Euro per bulan atau 550 Euro per tahun.

Salah satu orang yang telah menggunakan WormGPT mengeluhkan bahwa AI chatbot tersebut "tidak bernilai sepeser pun", dengan alasan kinerjanya yang masih lemah.

Namun demikian, WormGPT adalah pertanda buruk tentang bagaimana generative AI dapat memicu kejahatan dunia maya, terutama jika suatu saat nanti WormGPT semakin canggih kemampuannya.

Baca Juga: Tomoru Rilis Teknologi Panggilan Telepon Berbasis AI di Indonesia

Baca Juga: Komedian Sarah Silverman Gugat Pembuat ChatGPT Gara-gara Ini

Baca Juga: Elon Musk Umumkan Startup Kecerdasan Buatan xAI, Mau Saingi OpenAI?