Cark Solder, Chief Technology Officer (CTO) Cisco untuk Australia dan Selandia Baru, menyampaikan, hal itu mungkin didorong oleh fakta bahwa semua responden menyatakan bahwa urgensi untuk menerapkan teknologi AI di dalam organisasinya telah meningkat dalam enam bulan terakhir.
“Ketika perusahaan bergegas menerapkan solusi-solusi AI, mereka harus menilai di mana investasi dibutuhkan untuk memastikan infrastruktur mereka bisa mendukung permintaan dari beban kerja AI,” ujar Liz Centoni, Executive Vice President dan General Manager, Applications and Chief Strategy Officer, Cisco.
Centoni juga mengingatkan bahwa organisasi juga harus bisa mengobservasi dengan konteks bagaimana AI digunakan untuk memastikan ROI, keamanan, dan terutama, tanggung jawab.
Temuan penting lainnya adalah:
- 68% responden di Indonesia yakin bahwa mereka memiliki maksimal satu tahun untuk mengimplementasikan strategi AI sebelum organisasinya mulai merasakan dampak negatif bisnis yang signifikan (jika tidak mengadopsi AI).
- 47% organisasi menganggap infrastruktur mereka sangat scalable; 35% mengindikasikan bahwa mereka memiliki infrastruktur TI dengan skalabilitas terbatas atau tidak scalable sama sekali dalam menjawab tantangan AI.
- 95% responden menyatakan telah berinvestasi dalam meningkatkan keterampilan karyawan yang ada, hanya 3% yang menyinggung kesenjangan AI yang muncul
- 67% dari organisasi melaporkan bahwa mereka tidak memiliki kebijakan AI menyeluruh yang mencakup privasi data dan kedaulatan data, dan pemahaman dan kepatuhan dengan peraturan dunia.
- Hanya 7% organisasi yang dinilai sangat siap menerapkan AI dari aspek budaya. Dan jajaran eksekutif level direksi adalah kelompok yang paling mudah menerima perubahan AI.
Sebagai catatan, Cisco AI Readiness Index dikembangkan berdasarkan double-blind survey kepada 8.161 bisnis di sektor swasta dan pemimpin TI di 30 pasar. Survei dilakukan oleh pihak ketiga yang independen terhadap responden dari perusahaan yang memiliki 500 atau lebih karyawan. Index ini menilai kesiapan AI para responden di enam pilar utama: strategi, infrastruktur, data, talenta, tata kelola dan budaya.
Baca juga: AMD Hadirkan Kemampuan AI dan Komputasi Baru bagi Pelanggan Microsoft
Baca juga: Agate Game Course Kembali Digelar, Ada Kursus Baru AI Game Programming
Baca juga: Ini Tiga Cara Cisco Gunakan Artificial Intelligence di Platform Webex