Di ajang WebexOne, yang berlangsung di Anaheim, California, AS, Cisco menghadirkan strategi inovatif mengintegrasikan artificial intelligence (AI) untuk audio dan video yang jernih, serta meningkatkan produktivitas pengguna pada platform komunikasi dan kolaborasi Webex.
Strategi AI Cisco meliputi tiga hal: model real-time media (Real-time Media Model/RMM), Webex AI Codec, dan Webex AI Assistant. Strategi Webex AI dan Webex AI Assistant ini akan diterapkan di seluruh portofolio Webex, yaitu Webex Suite, perangkat Cisco Collaboration, Webex Contact Center, Webex Connect, dan Webex Control Hub.
Pendekatan yang berbeda ini diambil Cisco lantaran kecerdasan audio dan video, serta kecerdasan bahasa dinilai akan menambah insight bagi pengguna.
“Kita berada di titik yang krusial di era baru hybrid working, di mana AI memegang peranan penting dalam membantu kita menjembatani kesenjangan dan memungkinkan kita semua bekerja dan berkomunikasi secara maksimal,” kata Jeetu Patel, Executive Vice President dan General Manajer, Cisco Security and Collaboration. Jeetu menjanjikan pelanggan akan memperoleh manfaat AI yang pervasif di setiap aspek platform Webex.
RMM untuk Pengalaman Kolaborasi yang Lebih Baik
Kecerdasan video diperoleh melalui real-time media model (RMM) yang dirancang Cisco untuk meningkatkan pengalaman berkolaborasi dengan insight real-time. Model ini memiliki kemampuan mengambil berbagai media stream dan menghasilkan berbagai output, seperti pengenalan orang dan obyek, serta analisis tindakan seperti gerakan dan gestur.
Salah satu contoh nyata penggunaan RMM adalah kemampuannya mendeteksi gerakan dan gestur peserta rapat sehingga tahu kapan peserta rapat menjauh dari perangkatnya. Kemudian Webex akan membuatkan catatan rapat untuk memberi tahu peserta tersebut saat mereka kembali.
AI Codec Jernihkan Audio & Video
Sementara Webex AI Codec dirancang untuk meningkatkan kualitas audio dan video dalam rapat online, khususnya bagi pengguna dengan konektivitas internet yang buruk, misalnya ketika pengguna sedang berada di mobil, kamar hotel, atau daerah-daerah dengan konektivitas yang kurang memadai.
Sandeep Mehra, Managing Director, Collaboration, APJC Cisco menjelaskan bahwa audio dan video yang terputus-putus tetap menjadi salah satu tantangan terbesar tidak hanya bagi peserta rapat online tapi juga pelanggan yang menelepon ke contact center perusahaan.
AI Audio Codec ini memungkinkan redudansi transmisi secara masif untuk pulih dari network packet loss dengan sangat cepat dan memastikan audio stream tidak terpengaruh. Codec ini bekerja dengan mengambil audio stream dan mendigitalisasinya sebelum mengirimkannya ke end user sehingga audio yang dihasilkan akan lebih jernih, terlepas dari kondisi jaringan internet. AI generatif dimanfaatkan di sini untuk mengisi kesenjangan akibat terjadinya packet loss.
Webex AI Codec juga dibekali fitur untuk meningkatkan kejernihan audio (audio clarity), seperti noise removal, de-reverberation (penyaring gema), serta bandwidth extension (perluasan bandwidth). Ada juga fitur Super Resolution berbasis teknik machine learning. Fitur ini dirancang untuk mempertajam kualitas video, terlepas dari kondisi bandwidthnya.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR