Dengan adanya cuti lebih awal pada Hari Raya, makanan ringan/minuman di kantor, dan lokasi kerja yang fleksibel, maka manfaat work-life balance pun akan menjadi pertimbangan penting.
Perusahaan juga diharapkan untuk dapat lebih fleksibel guna mengikuti tren manfaat work-life balance.
Meskipun 61% perusahaan pada tahun 2023 mewajibkan kerja di kantor setiap hari, perusahaan diharapkan dapat lebih fleksibel di kemudian hari.
Hal ini diperkuat dengan semakin banyak perusahaan yang menerapkan pola kerja hybrid. Kerja jarak jauh akan menjadi bagian penting budaya perusahaan.
Penyediaan laptop dan fasilitas rapat virtual menjadi bentuk dukungan perusahaan untuk kerja jarak jauh yang populer.
Sementara itu, dukungan lain seperti tunjangan internet dan adanya staf SDM khusus untuk menangani pegawai jarak jauh akan menjadi tren di masa mendatang.
Pada tahun 2023, Admin dan HR merupakan fungsi pekerjaan yang terpopuler yang direkrut oleh 40% perusahaan, disusul oleh Akunting oleh 34% perusahaan; sedangkan Teknik naik ke posisi kelima dengan 20% perusahaan yang merekrut, melampaui Teknologi Informasi (15%) dibandingkan dengan tahun 2022.
Pergeseran ini menggarisbawahi adanya perubahan prioritas dalam rekrutmen, menyoroti pentingnya berbagai keahlian dalam lanskap bisnis saat ini.
“Peningkatan keterampilan (upskilling) kini menjadi lebih penting. Semakin banyak perusahaan yang memprioritaskan pengembangan pegawainya melalui program apprenticeship/mentoring serta pelatihan/pembelajaran mandiri; keduanya meningkat +7% pada tahun 2023. Pengembangan karir tetap menjadi prioritas utama untuk membantu pegawai mengimbangi tuntutan industri yang terus berkembang. Pengembangan SDM akan menjadi krusial bagi perusahaan untuk menjaga daya saingnya,” pungkas Wisnu.
Baca Juga: Platform Jobstreet by SEEK Diperbarui, Kini Dibekali Teknologi AI
Baca Juga: Awas Jadi Korban! Ini Ciri-ciri Penipuan Lowongan Kerja Online