Find Us On Social Media :

INACO Pakai Solusi Schneider Electric untuk Wujudkan Green Industry

By Rafki Fachrizal, Kamis, 1 Februari 2024 | 11:55 WIB

Pabrik Pusat INACO di Bekasi gunakan solusi Schneider Electric untuk wujudkan green industry (industri hijau).

Adhi Lukman, BOD PT Niramas Utama; Ir. Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian; Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste; Olivier Vifflantzeff, Direktur PT JETEC Indonesia; Martin Setiawan, Industry Business Vice President Schneider Electric Indonesia - memperhatikan seorang pekerja yang sedang mengoperasikan teknologi augmented reality, salah satu teknologi yang diimplementasikan pada tahap awal digitalisasi Pabrik Pusat PT Niramas Utama di Bekasi.

Lebih lanjut, dijelaskan Adhi, bahwa investasi yang digelontorkan untuk mewujudkan transformasi digital green industry di pabrik INACO senilai hampir Rp4 miliar.

“Investasi tahap awal hampir Rp4 miliar. Ini untuk sistem digitalisasi, monitoring, dan pemasangan sensor-sensor,’ cetus Adhi.

Adapun solusi EcoStruxure for Industry yang diimplementasikan ditahap awal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya perawatan aset hingga 20 persen per tahun, 99 persen meningkatkan efisiensi waktu pengumpulan data, mengurangi potensi produk gagal hingga 10 persen, dengan ROI (Return on Investment) dalam kurun waktu 2 tahun.

Sebagai informasi, Pabrik Pusat INACO di Bekasi memproduksi berbagai produk, seperti jelly, RTD, Nata De Coco, dan pudding.

Berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar, pabrik ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari fasilitas Penelitian dan Pengembangan yang lengkap dan terintegrasi, pergudangan, perkantoran serta administrasi, fasilitas kunjungan pabrik juga demo aplikasi produk dan masih banyak lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif INACO dalam upaya dekarbonisasi dan transformasi digitalnya menjadi green industry.

“INACO menjadi contoh bagi industri lainnya dalam implementasi industri 4.0 dan green industry. Kami berharap akan tumbuh lebih banyak lag inisiatif-inisiatif seperti ini, agar daya saing sektor industri kita semakin meningkat di dunia internasional,” ujar Putu.

Sementara itu, Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, mengungkapkan bahwa berkaca dari kerja sama yang terjalin ini menjadi bukti bahwa Schneider Electric siap membantu pelaku industri di Indonesia untuk mewujudkan green industry.

“Tantangan mendasar yang mayoritas dialami IKM saat ini adalah belum adanya visibilitas menyeluruh dan integrasi data terhadap manajemen sumber daya (energi, air, gas, dsb) dan aset yang dapat diperoleh secara cepat, akurat dan real time. Hal ini karena proses pencatatan dan pengumpulan data yang masih manual. Selain itu pola pikir dan kesiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi juga membutuhkan atensi khusus,” kata Roberto.

Schneider Electric, dalam hal ini, kami memiliki visi misi untuk menjadi mitra digital bagi pelaku industri. Lebih dari sekedar penyedia teknologi, kami ingin menjadi mitra strategis yang mendampingi pelaku industri dalam setiap tahapan transformasinya. Selain teknologi, kami memberikan pendampingan melalui pelatihan, workshop, forum-forum diskusi di tiap level manajemen baik untuk manajemen lini pertama, menengah hingga manajemen puncak. Kami memiliki tim konsultan yang akan memetakan kebutuhan transformasi, target hingga detil rencana aksi untuk memastikan transformasi yang dilakukan memberikan keuntungan bisnis dan keberpihakan pada lingkungan,” jelasnya lagi.

Baca Juga: Schneider Electric Suntik Dana ke Startup SolarKita, Berapa Nilainya?

Baca Juga: EcoStruxure Bantu Wujudkan Pengolahan Air yang Sustainable di Industri

Baca Juga: Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Dukung AI