Find Us On Social Media :

INACO Pakai Solusi Schneider Electric untuk Wujudkan Green Industry

By Rafki Fachrizal, Kamis, 1 Februari 2024 | 11:55 WIB

Pabrik Pusat INACO di Bekasi gunakan solusi Schneider Electric untuk wujudkan green industry (industri hijau).

Konsep green industry (industri hijau) kini semakin banyak diterapkan oleh pelaku industri dari berbagai sektor.

Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), green industry adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga mampu menyesuaikan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Salah satu industri yang baru-baru ini mengumumkan penerapan green industry di pabriknya adalah PT Niramas Utama.

Berdiri sejak 1990, PT Niramas Utama memproduksi makanan dan minuman berbasis Nata De Coco berkualitas tinggi yang dikenal luas oleh masyarakat dengan merek INACO.

Untuk mewujudkan transformasi digitalnya menuju green industry, INACO menggandeng Schneider Electric dan dan PT JETEC Indonesia.

Dalam kerja sama tersebut, Schneider Electric membantu INACO dalam melakukan pre-assessment, konsultasi dan pembuatan peta jalan transformasi digital menuju green industry hingga pengembangan kompetensi sumber daya manusianya.

Sedangkan PT JETEC Indonesia, mitra sistem integrator yang ditunjuk Schneider Electric, membantu dalam implementasi solusi dan teknologi di INACO.

“Saving energy (penghematan energi) dan menuju digitalisasi serta menuju sustainability dan green industry ini merupakan salah satu program yang kami canangkan untuk ke depan. Pemerintah melalui Kemenperin telah mencanangkan dan bahkan mempunyai suatu pusat green industry, yang saya kira ini (red: yang INACO lakukan) sejalan dengan program pemerintah di dalam mendukung pencapaian SDGs,” jelas Adhi Lukman, BOD PT Niramas Utama, dalam acara “Peresmian Go Live Sistem Otomasi Monitoring Energi Menuju Green Industry”, yang berlangsung di Pabrik Pusat INACO di Bekasi, Rabu (31/01/2024).

Dalam kerja sama ini, adapun solusi Schneider Electric yang digunakan di pabrik INACO yaitu EcoStruxure for Industry, yang mencakup:

IoT line monitoring & system alert berbasis perangkat lunak (software) yang dapat memberikan visualisasi menyeluruh terhadap operasional mulai dari bahan baku dan sumber daya hingga proses barang jadi di seluruh perusahaan secara real time.

Memungkinkan pengintegrasian sistem aset meski dari berbagai merek sehingga dapat menekan biaya investasi dan implementasi yang lebih cepat.

Sistem otomasi monitoring energi yang dapat memberikan wawasan terkait kesehatan sistem kelistrikan dan efisiensi energi untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam upaya peningkatan kinerja.

Digunakan untuk diagnosa performa mesin secara virtual dan real time melalui tablet android atau ipad tanpa harus membuka komponen mesin secara manual, mengetahui potensi terjadinya masalah pada mesin sebelumnya, untuk meminimalisir risiko operasional, meningkatkan efisiensi dan biaya yang lebih rendah dalam perawatan aset.

Adhi Lukman, BOD PT Niramas Utama; Ir. Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian; Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste; Olivier Vifflantzeff, Direktur PT JETEC Indonesia; Martin Setiawan, Industry Business Vice President Schneider Electric Indonesia - memperhatikan seorang pekerja yang sedang mengoperasikan teknologi augmented reality, salah satu teknologi yang diimplementasikan pada tahap awal digitalisasi Pabrik Pusat PT Niramas Utama di Bekasi.

Lebih lanjut, dijelaskan Adhi, bahwa investasi yang digelontorkan untuk mewujudkan transformasi digital green industry di pabrik INACO senilai hampir Rp4 miliar.

“Investasi tahap awal hampir Rp4 miliar. Ini untuk sistem digitalisasi, monitoring, dan pemasangan sensor-sensor,’ cetus Adhi.

Adapun solusi EcoStruxure for Industry yang diimplementasikan ditahap awal tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi biaya perawatan aset hingga 20 persen per tahun, 99 persen meningkatkan efisiensi waktu pengumpulan data, mengurangi potensi produk gagal hingga 10 persen, dengan ROI (Return on Investment) dalam kurun waktu 2 tahun.

Sebagai informasi, Pabrik Pusat INACO di Bekasi memproduksi berbagai produk, seperti jelly, RTD, Nata De Coco, dan pudding.

Berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektar, pabrik ini dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, mulai dari fasilitas Penelitian dan Pengembangan yang lengkap dan terintegrasi, pergudangan, perkantoran serta administrasi, fasilitas kunjungan pabrik juga demo aplikasi produk dan masih banyak lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin menyampaikan bahwa pihaknya menyambut baik inisiatif INACO dalam upaya dekarbonisasi dan transformasi digitalnya menjadi green industry.

“INACO menjadi contoh bagi industri lainnya dalam implementasi industri 4.0 dan green industry. Kami berharap akan tumbuh lebih banyak lag inisiatif-inisiatif seperti ini, agar daya saing sektor industri kita semakin meningkat di dunia internasional,” ujar Putu.

Sementara itu, Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, mengungkapkan bahwa berkaca dari kerja sama yang terjalin ini menjadi bukti bahwa Schneider Electric siap membantu pelaku industri di Indonesia untuk mewujudkan green industry.

“Tantangan mendasar yang mayoritas dialami IKM saat ini adalah belum adanya visibilitas menyeluruh dan integrasi data terhadap manajemen sumber daya (energi, air, gas, dsb) dan aset yang dapat diperoleh secara cepat, akurat dan real time. Hal ini karena proses pencatatan dan pengumpulan data yang masih manual. Selain itu pola pikir dan kesiapan sumber daya manusia dalam mengoperasikan teknologi juga membutuhkan atensi khusus,” kata Roberto.

Schneider Electric, dalam hal ini, kami memiliki visi misi untuk menjadi mitra digital bagi pelaku industri. Lebih dari sekedar penyedia teknologi, kami ingin menjadi mitra strategis yang mendampingi pelaku industri dalam setiap tahapan transformasinya. Selain teknologi, kami memberikan pendampingan melalui pelatihan, workshop, forum-forum diskusi di tiap level manajemen baik untuk manajemen lini pertama, menengah hingga manajemen puncak. Kami memiliki tim konsultan yang akan memetakan kebutuhan transformasi, target hingga detil rencana aksi untuk memastikan transformasi yang dilakukan memberikan keuntungan bisnis dan keberpihakan pada lingkungan,” jelasnya lagi.

Baca Juga: Schneider Electric Suntik Dana ke Startup SolarKita, Berapa Nilainya?

Baca Juga: EcoStruxure Bantu Wujudkan Pengolahan Air yang Sustainable di Industri

Baca Juga: Schneider Electric Sediakan Panduan Desain Data Center untuk Dukung AI