Work Automation Index terbaru dari Workato mengungkapkan, proses bisnis yang menggunakan artificial intelligence (AI) generatif meroket hingga 400%.
Disusun berdasarkan data anonim dari 1055 perusahaan pelanggan Workato yang berskala menengah hingga enterprise, laporan ini mengungkapkan adanya mindset baru dalam hal automation yang mencakup kelincahan (agility), systems thinking, dan inklusivitas. Hal ini, menurut Workato, memperlihatkan bagaimana organisasi merevolusi cara kerja dengan AI, automasi, dan integrasi.
Indeks automasi yang sudah ketiga kalinya dirilis ini menampilkan enam megatren, yaitu AI, citizen developer, penyebaran tool, pengalaman, strategi data, dan New Automation Mindset sebagai kesimpulannya.
Salah satu kesimpulan utama dari laporan ini adalah meroketnya penggunaan AI generatif dalam proses bisnis hingga 400%. Meskipun AI generatif dilaporkan menyumbang kurang dari 1% pengeluaran perusahaan, selama setahun terakhir saja proses dengan AI generatif tumbuh sebesar 400%, dan endpoint AI generatif tumbuh sebesar 500%.
“Kalau tahun 2023 adalah tahun AI, maka tahun 2024 pasti akan menjadi tahun Automasi dan AI. Ketika kita melihat semakin banyak tim dengan cepat mengadopsi pedoman (guardrail), peraturan, dan alat yang tepat untuk meningkatkan skala AI dan Automasi, tim TI telah mengambil peran strategis dalam memastikan kesuksesan di seluruh lini bisnis,” kata Carter Busse, Chief Information Officer, Workato.
Busse mengatakan, pekerjaan automasi kini semakin banyak yang ditangani oleh tim di luar divisi TI karena automasi dan AI yang semakin mudah diakses.
Berikut adalah temuan-temuan penting dalam Work Automation Index dari Workato:
1. Revenue operations (RevOps) dan IT operations terdepan dalam hal adopsi AI generatif
Menurut indeks Workato, RevOps merupakan pengadopsi AI generatif teratas dengan 48% proses menggunakan teknologi ini. Di tempat kedua adalah TI yang use case-nya mencapai 31%.
2. Divisi operations melakukan lebih banyak otomatisasi daripada divisi lainnya
Misalnya, business operations mengotomatiskan 27,7% dari semua prosesnya di tahun 2023, lebih banyak daripada sub divisi di bahwa TI atau bisnis.
3. Proses-proses terotomatisasi menjadi lebih kompleks.
Seiring berjalannya waktu, Workato melihat tren yang konsisten bahwa proses terhubung ke lebih banyak aplikasi, melibatkan lebih banyak langkah, dan memerlukan logika yang lebih canggih.
4. Sebanyak 11% dari proses terotomatisasi di 2023 melibatkan manusia dalam lingkaran proses
Sebagian besar proses otomatis dirancang untuk interaksi manusia, seperti persetujuan atau penanganan pengecualian.
5.Peran TI sebagai “player” maupun “coach”
Sebanyak 56% dari automasi masih dibangun oleh personel TI, tapi TI juga ditugaskan untuk mengatur dan memberikan panduan bagi 44% otomatisasi yang ditangani oleh tim bisnis.
6. Kawasan EMEA (Eropa, Timur Tengah & Afrika) dan Asia Pasifik & Jepang mengadopsi praktik-praktik automasi dengan kecepatan tinggi
EMEA mengalami pertumbuhan sebesar 209% dari tahun ke tahun dalam pengembangan resep (recipe development), sementara APJ mengalami pertumbuhan sebesar 173% dari tahun ke tahun.
“Selama setahun terakhir, kami melihat peningkatan dalam bisnis yang menggunakan AI dan otomatisasi. Para pemimpin kini semakin sadar akan pentingnya AI yang tertanam dalam strategi, keputusan, dan transformasi digital,” ujar Saiesh Prakash, Senior Manager, Enterprise Integrations, Coinbase.
Prakash menambahkan, Work Automation Index dari Workato memberikan gambaran adanya sebuah perubahan mendasar, seperti pengadopsi utama AI generatif yang datang dari tim RevOps dan TI.
“Semakin banyak perusahaan bereksperimen dengan AI dan automasi, akan lebih banyak peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan skala aplikasi-aplikasi ini di seluruh bagian organisasi,” pungkasnya.
Baca juga: Teknologi AI Generatif Mengancam Operasional dan Keuntungan Netflix
Baca juga: Cloudera Ungkap Cara Perusahaan Gunakan AI Generatif dan Cloud di 2024