Find Us On Social Media :

Belajar dari Pengalaman Telkomsel Implementasikan Generative AI

By Wisnu Nugroho, Rabu, 3 April 2024 | 12:24 WIB

Salah satu implementasi Generative AI di Telkomsel dilakukan di Moana, pusat operasional ketenagakerjaan bagi lebih dari 6000 karyawan Telkomsel.

 

Telkomsel menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang aktif memanfaatkan Generative Artificial Intelligence (Gen AI). Seperti kami beritakan beberapa waktu lalu, Telkomsel saat ini telah mengimplementasikan Gen AI ke beberapa proses bisnis.

Salah satu contohnya adalah integrasi conversational agent berbasis Gen AI di aplikasi Moana (Mobile Office Application and Automation). Sebagai informasi, Moana adalah pusat operasional ketenagakerjaan bagi lebih dari 6000 karyawan Telkomsel. 

Melalui teknologi AI, agen ini dapat berkomunikasi dengan karyawan menggunakan bahasa sehari-hari. Karena agen ini terhubung ke sumber informasi dan panduan yang relevan, karyawan bisa dengan cepat menemukan layanan dan solusi yang mereka butuhkan.

Selain itu, Gen AI juga dimanfaatkan Telkomsel untuk menganalisis data dari menara seluler dan sistem serat optik. Analisis ini menghasilkan rekomendasi terkait ekspansi infrastruktur jaringan di masa depan, termasuk merancang penawaran Fixed Mobile Convergence (FMC) yang sesuai dengan segmen dan kebutuhan pelanggan. Keberadaan Gen AI memungkinkan rekomendasi dijabarkan dengan detail menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga tim Telkomsel lebih mudah dalam menjalankan rekomendasi yang muncul dari analisis tersebut. 

Penggunaan Gen AI juga dilakukan Telkomsel untuk menganalisis basis data perusahaan yang tersimpan di Google Cloud BigQuery dan Datastore. Manfaatnya adalah mempercepat pencarian solusi bagi pengguna aplikasi MyTelkomsel dan MyEnterprise. Selain itu, Gen AI juga digunakan untuk mengembangkan sistem manajemen konten baru untuk layanan RCS Business Messaging (RBM).

Pendek kata, Gen AI saat ini telah diimplementasikan di berbagai proses bisnis strategis Telkomsel.

Melalui Proses Identifikasi yang Panjang

Menurut Saki H. Bramono (Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel), inisiatif berbasis Gen AI ini didasarkan komitmen Telkomsel untuk terus meningkatkan efisiensi dan pelayanan pelanggan. “Dengan mengintegrasikan Gen AI tingkat enterprise ke dalam operasional dan produk inti, Telkomsel berupaya mendorong transformasi interaksi perusahaan dan pelanggan, meningkatkan kepuasan pengguna secara keseluruhan, dan mendorong pertumbuhan bisnis,” ungkap Saki. 

Agar mendapatkan manfaat maksimal dari inisiatif Gen AI ini, Telkomsel melakukan beberapa tahapan. Yang pertama adalah menentukan kebutuhan bisnis. “Kami melakukan analisis mendalam terhadap kebutuhan bisnis dan mengidentifikasi area-area di mana Generative AI dapat memberikan nilai tambah,” tambah Saki. Setelah proses identifikasi selesai, langkah selanjutnya adalah memilih mitra yang dapat memastikan inisiatif ini berjalan lancar dan dapat memberikan nilai tambah. “Kolaborasi dengan mitra membantu Telkomsel memperoleh keahlian, kapabilitas, dan kapasitas serta sumber daya yang diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi baru ini ke dalam infrastruktur yang ada secara terukur dan terencana dengan baik,” tambah Saki.

Langkah selanjutnya adalah memilih platform dan model AI yang tepat. “Kami memilih platform dan model AI dengan mempertimbangkan kebutuhan dan target solusi yang diharapkan,” ungkap Saki. Faktor penting yang jadi pertimbangan adalah kesesuaian dengan infrastruktur yang ada serta potensi pengembangan ke depan.

“Pengembangan solusi Gen AI sebaiknya menggunakan pendekatan iteratif, dimulai dengan proyek pilot untuk eksplorasi potensi AI dalam bisnis,” Saki H. Bramono (Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel)

Untuk implementasi Gen AI di atas, Telkomsel sendiri menggandeng Google Cloud dan Metrodata Electronics. Namun Saki juga menegaskan, pihaknya juga telah memanfaatkan solusi Microsoft Azure Open AI ke dalam layanan asisten virtual Veronika di MyTelkomsel. “Intinya dalam menentukan pilihan teknologi dan solusi AI, kami memperhatikan beberapa hal seperti keandalan dan skalabilitas, kemudahan integrasi, dan kemampuan pengembangan,” tambah Saki.