Find Us On Social Media :

Populix: Mayoritas Konsumen Indonesia Lebih Suka Belanja di Toko Fisik

By Liana Threestayanti, Senin, 19 Agustus 2024 | 13:45 WIB

Tren belanja online terus meningkat, mayoritas konsumen Indonesia lebih memilih belanja langsung di toko fisik, menurut studi terbaru Populix.

Meskipun tren belanja online terus meningkat pesat, ternyata banyak konsumen Indonesia yang lebih memilih belanja langsung di toko fisik, menurut studi terbaru Populix

Yang lebih menarik, konsumen di tanah air juga mengombinasikan belanja online dan offline demi mendapatkan keuntungan yang maksimal. Sebanyak 25% responden mengatakan bahwa mereka berbelanja melalui toko fisik maupun platform e-groceries, dalam enam bulan terakhir. 

Para responden mengaku mengombinasikan kedua metode belanja tersebut karena tiga alasan utama, yaitu ingin menghemat waktu dan tenaga (59%), bisa menemukan beragam produk dengan penawaran terbaik (55%), serta ingin memaksimalkan kelebihan dari kedua metode tersebut (52%). 

Sementara sebanyak 74% responden menyatakan memilih hanya berbelanja langsung di toko fisik, menurut studi yang berjudul “Understanding Shopper Preferences in Grocery Shopping” itu. 

Tempat belanja yang paling banyak dipilih responden dalam kurun waktu enam bulan terakhir, menurut studi ini, adalah minimarket. Sebanyak 77% masyarakat Indonesia memilih minimarket untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari, khususnya di antara responden perempuan dan pegawai kantoran. Sementara itu, 58% responden memilih berbelanja di supermarket, dan 26% belanja di hypermarket dalam enam bulan terakhir.  

Antrean Panjang, Kendala Belanja di Toko Fisik

Lebih lanjut, studi ini menelusuri perilaku belanja orang Indonesia di toko fisik. Responden berbelanja di minimarket karena lokasi toko yang mudah ditemukan dan keragaman jenis produk. Mereka menyediakan anggaran rata-rata sebesar Rp400 ribu dalam sekali kunjungan, terutama untuk membeli makanan dan minuman dalam kemasan. Orang Indonesia juga cenderung memiliki frekuensi kunjungan yang cukup sering hingga 2-3 kali dalam seminggu, tetapi dengan durasi singkat, yaitu kurang dari 1 jam. 

Ketika berbelanja di minimarket, ketersediaan stok barang kerap menjadi tantangan yang sering ditemukan oleh orang Indonesia. Indomaret dan Alfamart merupakan dua brand yang paling dikenal dan paling sering dikunjungi karena persebarannya yang luas di Indonesia. 

Untuk berbelanja di supermarket, responden rata-rata mengeluarkan anggaran sekitar Rp600 ribu untuk berbelanja di supermarket. Mereka mengunjungi supermarket satu kali dalam sebulan dengan durasi kurang dari 2 jam ketika stok menipis atau setelah gajian. Makanan dalam kemasan dan kebutuhan sehari-hari menjadi barang yang paling banyak dibeli. 

Tantangan utama yang disebut para responden saat mengunjungi supermarket seperti antrean kasir yang panjang dan lokasi supermarket yang terpencil. Sementara itu, dua merek supermarket yang paling dikenal dan banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia adalah Alfamidi dan Indomaret Fresh. 

Bagaimana perilaku konsumen Indonesia di hypermarket? Data menunjukkan bahwa hypermarket menjadi pilihan orang-orang yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, serta pegawai kantoran. Orang Indonesia mengeluarkan rata-rata sekitar Rp800 ribu dalam sekali kunjungan, untuk membeli makanan dalam kemasan dan barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako. Mereka biasanya mengunjungi hypermarket sebulan sekali setelah gajian atau ketika stok di rumah tinggal sedikit, dengan durasi 1-3 jam. 

Menyebut Hypermart dan Superindo sebagai dua brand hypermarket utama pilihan, para responden mengatakan bahwa tantangan utama saat berbelanja di hypermarket adalah antrean kasir yang panjang.

Belanja Online Menghemat Biaya

Studi Populix menemukan bahwa sebanyak  26% responden berbelanja di platform e-groceries dalam enam bulan terakhir. Dan platform e-groceries yang biasa mereka gunakan dalam enam bulan terakhir adalah Alfagift, Klik Indomaret, GrabMart, HappyFresh, Sayurbox, GoFresh, ShopeeSegar, AlloFresh, Segari, ASTRO, dan Circle K Shopping. 

Kalau alasan belanja di toko fisik adalah adanya kebutuhan, maka responden mengunjungi e-groceries terutama saat ada diskon. Menghabiskan sekitar Rp500 ribu dalam sekali transaksi, responden berbelanja online untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan makanan dalam kemasan. 

Studi ini juga mengungkap mengapa e-groceries semakin diminati, yaitu menghemat biaya berbelanja karena banyaknya program promosi dan harga yang terjangkau, serta menawarkan kenyamanan layanan pengantaran ke rumah. 

Di sisi lain, ada beberapa tantangan yang dihadapi masyarakat dalam berbelanja melalui platform e-groceries, seperti tingginya biaya pengiriman, keterlambatan pengiriman, dan tidak dapat melihat dan memilih produk secara langsung.

Menurut Indah Tanip, VP of Research, Populix, meskipun masyarakat masih menunjukkan kebiasaan berbelanja yang signifikan terhadap pembelian secara offline, perkembangan e-groceries terus memberikan solusi yang inovatif dan praktis untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai situasi. menyampaikan.

Indah menjelaskan bahwa e-groceries utamanya dimanfaatkan oleh responden yang telah berkeluarga dan memiliki anak, serta para pegawai kantoran karena kelompok masyarakat ini membutuhkan opsi berbelanja yang mengutamakan kenyamanan berbelanja dari mana saja dan layanan pengantaran bebas biaya untuk mendukung rutinitas sehari-hari mereka yang padat. Sementara itu, toko fisik diminati karena memberikan pengalaman interaksi dengan barang dan pegawai toko yang tidak dapat ditemukan dari layanan online.

Baca juga: Populix Adopsi Teknologi AI di Industri Riset Pasar Indonesia