Find Us On Social Media :

Dua Brand Batik Ini Manfaatkan E-commerce untuk Kembangkan Bisnis

By Rafki Fachrizal, Kamis, 3 Oktober 2024 | 18:45 WIB

Ilustrasi Batik.

Batik, sebagai warisan budaya Indonesia, tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi juga di panggung internasional.

Di era digital ini, banyak brand batik lokal yang mulai memanfaatkan platform e-commerce sebagai strategi untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan.

Dengan platform e-commerce, mereka dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas, menjadikan produk batik yang kaya akan nilai seni dan budaya ini semakin mudah diakses oleh berbagai kalangan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas dua brand batik lokal yaitu Nona Rara dan OE (Oemah Etnik), yang telah sukses memanfaatkan platform Tokopedia dan ShopTokopedia untuk mengembangkan bisnisnya.

Baca Juga: Tokopedia Ungkap Tren Belanja Online Fesyen, Produk Batik Makin Laris

1. Nona Rara

Bisnis lokal batik ini didirikan oleh kakak beradik yang tumbuh di tengah perajin batik, Pipiet Noorastuti dan Atiek Octrina, pada tahun 2008.

Keduanya memiliki misi agar batik bisa dipakai oleh masyarakat dari berbagai lapisan, dan di segala kegiatan, sekaligus menyosialisasikan keindahan wastra nusantara.

Dalam konferensi pers Tokopedia dan ShopTokopedia pada Rabu (02/10/2024), Brand Manager Nona Rara, Yunita Stefani, mengatakan, "Dalam membangun Nona Rara, kami dihadapkan oleh berbagai tantangan. Salah satunya membangun ekosistem yang kuat dalam menjaga warisan budaya di tengah perkembangan zaman. Selain itu, guna terus melestarikan batik, kami juga mempertahankan teknik batik tulis dan cap dalam menciptakan produk, serta menawarkan produk fesyen berbahan dasar batik tulis dan cap ini dengan harga terjangkau."

Nona Rara kini telah berhasil memberdayakan puluhan karyawan. Nona Rara juga menggandeng hampir 30 perajin lokal batik dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti Solo, Pekalongan, Cirebon, dan Garut.

"Untuk mengupayakan bisnis yang ramah lingkungan, Nona Rara memiliki sister brand yaitu PART of Nona Rara yang fokus mengolah sisa kain untuk menjadi produk baru fesyen bernilai jual. Produk PART of Nona Rara memiliki range harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan Nona Rara sehingga dapat merangkul audiens dari segmen yang berbeda, dan pada akhirnya makin memperluas target pasar," jelas Yunita.

Diketahui, Nona Rara juga memanfaatkan platform Tokopedia dan ShopTokopedia untuk memperluas jangkauan pelanggannya.

Khusus di ShopTokopedia, Nona Rara lebih fokus mempromosikan PART of Nona Rara guna meningkatkan awareness batik di tengah generasi muda.

"Platform e-commerce sangat berperan penting dalam mempermudah sebanyak-banyaknya masyarakat mengakses dan mengenakan produk batik," tambah Yunita.

Di Tokopedia, Nona Rara menggunakan fitur beriklan TopAds untuk meningkatkan penjualan. Sedangkan untuk meningkatkan penjualan di ShopTokopedia, Nona Rara rajin melakukan live streaming di TikTok.

Berkat pemanfaatan berbagai fitur di Tokopedia dan ShopTokopedia, omzet Nona Rara tahun ini meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun lalu.

Nona Rara juga rutin ikut beragam kampanye Tokopedia dan ShopTokopedia seperti Beli Lokal, Tokopedia Fashion, Melokal Dengan Batik, dan Promo Guncang di setiap tanggal kembar.

Berkat berpartisipasi dalam kampanye-kampanye tersebut, pelanggan baru Nona Rara meningkat hingga 3 kali lipat dibandingkan saat tidak mengikuti kampanye.

Ilustrasi Batik.

2. OE (Oemah Etnik)

Jenama lokal penyedia produk fesyen berbahan dasar wastra Indonesia seperti batik dan tenun, Oemah Etnik atau OE, didirikan oleh Rizki Triana pada tahun 2013 yang saat itu masih mahasiswi semester 5.

Setelah mengunjungi kampung batik di Yogyakarta dan Solo saat batik trip di bangku kuliah, Rizki terinspirasi mempromosikan batik ke generasi yang lebih muda dengan membangun OE.

Menurut Rizki, generasi muda perlu mengambil andil dalam melestarikan wastra nusantara termasuk batik.

Rizki juga mengungkapkan, "Salah satu tantangan dalam berbisnis fesyen wastra nusantara seperti batik adalah menciptakan produk yang bisa dipakai sehari-hari khususnya oleh anak muda. Untuk menjawab ini, OE membuat produk dengan desain motif dan cutting kekinian lewat sederet kolaborasi, salah satunya dengan desainer lokal Wilsen Willim untuk meluncurkan edisi khusus bertajuk 'Siklus' dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional 2024."

Setelah berhasil melewati berbagai tantangan, OE kini berhasil memberdayakan sekitar 50 karyawan dan menggandeng 8 rumah produksi di Pekalongan, Cirebon, dan Jepara. Selain menggandeng perajin dan desainer lokal, material yang digunakan OE 100 persen berasal dari Indonesia.

OE mengusung sustainable fashion dengan menghadirkan produk fesyen berkualitas tinggi, berdesain timeless sehingga tidak ketinggalan zaman.

Rizki berharap, produk OE tidak lekang oleh waktu agar bisa dipakai secara turun-temurun.

OE mengurangi limbah produksi dengan mendaur ulang sisa kain untuk dijadikan produk baru, seperti kipas dan patch.

Limbah lain, seperti benang, diserahkan kepada perusahaan daur ulang agar bisa lebih bermanfaat.

"Awalnya, OE hanya berjualan offline dan online melalui situs OE, namun saat pandemi, OE harus menutup seluruh gerai offline. Kami berupaya mempertahankan karyawan dengan fokus menjual produk yang tersisa. Imbasnya, kami saat itu terpaksa memutus kemitraan dengan perajin. Perajin yang kehilangan pemasukan ternyata tidak melanjutkan pembuatan batik untuk beralih membuat produk yang lebih relevan dengan kondisi saat itu, seperti celana jogger. Kami pun sadar bahwa jika generasi penerus tidak berperan memberdayakan perajin batik, maka industri batik bisa mati," jelas Rizki.

Hal tersebut membuat Rizki bertekad membuat OE lebih mapan agar bisa terus menjaga lapangan pekerjaan sekaligus melestarikan wastra nusantara.

Salah satu upaya yang dilakukan Rizki di tengah era digital adalah memanfaatkan platform e-commerce, seperti Tokopedia dan ShopTokopedia. Tokopedia dan ShopTokopedia membantu OE meningkatkan kepercayaan pembeli dan memperluas jangkauan pasar.

"Di Tokopedia, OE memanfaatkan fitur beriklan 'TopAds' untuk meningkatkan visibilitas toko dan produk, serta menaikkan penjualan. OE juga menggunakan fitur pembuatan video di TikTok untuk meningkatkan awareness dan transaksi di ShopTokopedia. Berkat pemanfaatan berbagai fitur di Tokopedia dan ShopTokopedia, omzet OE tahun ini meningkat sekitar 87% persen dibandingkan dengan tahun lalu," ungkap Rizki.

OE juga kerap mengikuti berbagai kampanye yang dihadirkan oleh Tokopedia dan ShopTokopedia, seperti Tokopedia Fashion dan Beli Lokal.

Berkat ikut beragam kampanye di Tokopedia dan ShopTokopedia, penjualan OE meningkat 1,5 kali lipat dibandingkan saat tidak mengikuti kampanye.

Baca Juga: Lima Inisiatif Tokopedia & ShopTokopedia untuk Dukung UMKM Batik Lokal

Kedua brand batik lokal ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan e-commerce, brand batik lokal tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga dapat berkembang di pasar yang semakin kompetitif.

Inovasi dalam desain, pemasaran yang cerdas, dan kemampuan untuk menceritakan kisah budaya menjadi kunci kesuksesan mereka.

Dengan demikian, batik tidak hanya menjadi produk fesyen, tetapi juga sarana pelestarian budaya yang kaya dan berharga.