Adopsi cloud computing di seluruh dunia menunjukkan tren positif dari tahun ke tahun. RightScale 2017 The State of Cloud Report mengungkapkan 95 persen dari 1.002 orang IT professional dari berbagai belahan dunia—termasuk 14 persen di antaranya dari Asia Pasifik—mengatakan mereka telah menggunakan cloud computing. Angka tersebut naik dua persen dari dua tahun sebelumnya.
Geliat adopsi cloud bahkan lebih terasa di Indonesia. Seperti diungkap Business Wire, Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan adopsi cloud terbesar di ASEAN. Konsumsi mobile yang terus meningkat serta kebutuhan akan DRC (Disaster Recovery Center) menjadi faktor kunci peningkatan adopsi cloud di Indonesia.
Semua data tersebut menunjukkan, semakin banyak perusahaan Indonesia yang telah dan akan mengadopsi cloud computing. Namun di balik “euforia” tersebut, sebenarnya kita harus tetap kritis terhadap teknologi cloud. Karena seperti teknologi lain, cloud sebenarnya juga memiliki keterbatasan.
Kemungkinan Resiko dalam Implementasi Cloud
Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk diingat bahwa bukan berarti public cloud memiliki kualitas buruk. Hanya, Anda tidak seharusnya memutuskan untuk menggunakan public cloud hanya karena layanan teknologi tersebut sedang menjadi tren. Ada beberapa risiko yang harus Anda pertimbangkan sebelum memilih public cloud, yaitu:
- Kurang memperhatikan model bisnis
Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh public cloud adalah biaya awalnya yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan data center on-premise. Namun, seiring berjalannya waktu, bisnis Anda akan membutuhkan kapasitas transfer data yang semakin besar. Ketika itu terjadi, biaya yang harus Anda keluarkan untuk public cloud akan terus mengalami peningkatan.
Artinya, Anda yang harus menyesuaikan running cost seiring bertambahnya kapasitas sehingga pada akhirnya—jika ditotal—Anda harus membayar lebih mahal untuk public cloud jika dibandingkan dengan on-premise.
- Tidak memperhatikan struktur desain bisnis Anda
Public cloud memang menyediakan solusi bagi bisnis untuk menyimpan berbagai data krusial perusahaan Anda. Sayangnya, tidak semua public cloud juga mampu memenuhi kebutuhan keamanan bisnis Anda. Alhasil, jika memang ingin mengamankan seluruh data perusahaan, mau tak mau Anda harus mengeluarkan biaya lebih untuk meningkatkan keamanan
Perbandingan antara public cloud dan on-premise
Setiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, begitu pula dengan public cloud maupun on-premise. Agar Anda bisa mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kelebihan dan kekurangan kedua pendekatan tersebut, berikut adalah perbandingan keduanya.
- Public cloud: kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
- Skalabilitas – Salah satu alasan mengapa layanan public cloud begitu terkenal adalah karena sifatnya yang Layanan yang diberikan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis Anda. Jika misalnya saat ini Anda masih membutuhkan public cloud dengan kapasitas sedikit, nantinya Anda bisa menambah kapasitas tersebut apabila kebutuhan bertambah.
- Modal yang rendah – Anda tak perlu mengeluarkan biaya modal atau investasi yang mahal karena semua peralatan dan maintenance idealnya sudah disediakan oleh penyedia layanan public cloud. Alhasil, Anda hanya perlu membayar sesuai jenis layanan yang Anda butuhkan.
- Kemudahan akses – Tidak dibutuhkan komputer atau perangkat tertentu untuk menyimpan data-data. Seluruh data akan tersimpan di dalam server sehingga Anda bisa mengaksesnya di mana pun dan kapan pun selama terhubung dengan akses internet yang memadai.
Kekurangan: