- Modal awal cukup tinggi – Mengingat segala resource yang digunakan khusus untuk data-data Anda saja, modal yang dibutuhkan untuk on-premise data center memang cukup tinggi. Namun, dalam proses penerapannya nanti, biasanya Anda tak perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi.
- Tanggung jawab sendiri dalam merawat data center – Karena merupakan sebuah private cloud, penggunaan on-premise data center mengharuskan Anda untuk menangani segala operasional dan perawatannya sendiri, mulai dari perangkat IT hingga Tak ketinggalan sistem keamanan yang harus Anda upgrade secara rutin demi melindungi data secara maksimal.
- Skalabilitas terbatas – On-premise data center tidak memiliki tingkat skalabilitas setinggi public cloud sehingga dalam prosesnya nanti Anda tidak bisa mengubah resource IT sesuai kebutuhan.
Tabel 2: Kelebihan dan Kekurangan On Premise/Private Cloud
Hybrid cloud sebagai solusi potensial
Ketika pendekatan on-premise dan cloud masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, Anda sebenarnya tidak perlu memilih salah satu. Anda bisa mendapatkan kelebihan dari dua pendekatan tersebut, sekaligus meminimalisir kekurangan keduanya. Sistem yang disebut hybrid cloud inilah yang belakangan menjadi pilihan banyak perusahaan dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur TI-nya.
Saat menggunakan hybrid cloud, perusahaan pada intinya menggunakan data center on-premise dan cloud secara bersamaan. Proporsi keduanya sendiri dinamis, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Beberapa faktor yang biasanya menentukan adalah:
- Compliance. Bagi perusahaan yang highly regulated seperti perbankan, kesempatan menggunakan layanan cloud menjadi lebih terbatas. Karena itu, proporsi data center-nya akan lebih berat ke on-premise.
- Karakter Aplikasi. Jika sebuah aplikasi harus mudah diakses dari mana saja dengan jumlah hits yang dinamis, biasanya lebih efisien jika menggunakan cloud. Sementara jika aplikasi tersebut melibatkan lalu-lintas data yang besar, on-premise biasanya lebih cocok.
- High Availability. Pendekatan cloud bagaimana pun mutlak harus dibarengi koneksi internet yang andal. Namun mengingat internet di Indonesia belum sepenuhnya memadai, perusahaan harus melihat seberapa penting availability sebuah aplikasi. Jika harus always on, pendekatan on-premise masih menjadi pilihan terbaik.
Tentu saja, pendekatan hybrid cloud ini tetap memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah kemudahan pengelolaan mengingat perusahaan harus mengelola data center on-premise dan cloud secara bersamaan. Namun jika menimbang kelebihan dan kelemahan dari masing-masing pendekatan di atas, boleh dibilang hybrid cloud menjadi pilihan paling optimal saat ini.
Ingin tahu lebih banyak bagaimana hybrid cloud bisa membantu perusahaan Anda? Silakan cukup klik di sini (gratis download).