Saat ini, Synergo telah digunakan di 26 perusahaan dari berbagai industri, dengan total pengguna lebih dari 3000 user. “Kebanyakan manufaktur, namun ada juga dari airline, financial services, dan dealer mobil” tambah pria yang pernah bekerja di PwC dan BCG ini.
Kebanyakan adalah perusahaan level enterprise, dan itu ada sebabnya. “Awalnya kita menargetkan small dan medium enterprise, namun ternyata kurang tepat” cerita Dom. Alasannya adalah perusahaan di level tersebut belum memiliki sistem TI yang lebih mendasar, seperti HR dan ERP. Karena itu, agak sulit bagi perusahaan level ini mengadopsi sistem seperti Synergo.
Karena itulah Synergo kemudian mengalihkan sasaran ke perusahaan enterprise. “Perusahaan enterprise biasanya sudah memiliki sistem KPI, namun banyak yang masih manual atau menggunakan software spreadsheet sederhana” ungkap Dom. Ketika ditawari solusi Synergo, perusahaan level enterprise ini pun lebih mudah mengadopsi.
Saat ini tim Synergo terdiri dari 19 orang, yang sebagian besar adalah software engineer. “Karena fokus kami adalah mengintegrasikan Synergo dengan sistem yang digunakan klien” ungkap Dom menjelaskan. Harapannya, sistem menjadi lebih simpel karena data dari Synergo bisa langsung diintegrasikan ke aplikasi ketika perusahaan telah menggunakan sistem ERP atau CRM yang digunakan perusahaan selama ini.
Ke depan, berbagai rencana pengembangan sedang dirancang. “Kita saat ini sedang mengembangkan sistem compensation” tambah Dom. Kompensasi ini bukan cuma soal gaji, namun juga training yang dibutuhkan karyawan untuk naik jabatan. Untuk itu, Synergo mengaku sedang berkomunikasi secara intensif dengan penyedia konten untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Dengan begitu, pengembangan potensi karyawan pun bisa lebih mudah dicapai. “Dan karyawan akan lebih bersemangat memberikan kontribusi kepada perusahaan” imbuh Dom.