Keinginan Google yang akan membuat mesin pencari khusus untuk Tiongkok atau proyek Dragonfly mendapatkan penolakan keras dari karyawannya sendiri.
Bahkan, beberapa anggota kongres AS akan memanggil Google terkait rencanya tersebut.
Sebanyak 1.400 karyawan Google meneken surat protes terkait rencana Google yang ingin membuat mesin pencari khusus Tiongkok dengan teknologi sensor konten dan ramah pengguna.
Sebelumnya, Google memilih keluar dari pasar Tiongkok pada 2010 karena menolak untuk menyensor konten pencarian. Pada awal Agustus 2018, Google bersiap-siap kembali ke pasar Tiongkok dengan meluncurkan mesin pencari yang sesuai dengan undang-undang yang mengatur mengenai sensor di Tiongkok.
Para karyawan Google protes karena mesin pencari khusus Tiongkok itu tidak mengedepankan transparansi dan tidak seperti mesin pencari yang umum digunakan oleh warga di seluruh dunia.
Apalagi, karyawan Google marah karena mesin pencari khusus itu harus memenuhi aturan sensor ketat pemerintah Tiongkok.
"Kami butuh transparansi, komitmen yang jelas dan terbuka. Kami perlu tahu apa yang sedang dibangun," kata salah seorang karyawan dalam surat tersebut seperti dikutip The Verge.
Menurut dokumen yang dilihat The Intercept, mesin pencari Google itu akan mbuat daftar hitam hasil pencarian dan laman yang berisi tentang hak asasi manusia, demokrasi, agama, dan protes damai.
Idealisme harus terberbentur dengan tembok realitas ketika perusahaan-perusahaan Internet harus melakukan kompromi dengan kepentingan pemerintah yang menganut pendekatan bersifat menekan terhadap kegiatan online.
Irina Raicu (Direktur Program Etika Internet dari Universitas Santa Clara di Lembah Sillicon) mengatakan Google akan kesulitan menjelaskan keikutsertaan mereka dalam sensor internet di Tiongkok karena Google telah menggambarkan dirinya sebagai pendukung ketersediaan informasi secara bebas di dunia.
"Industri teknologi sebelumnya memiliki pandangan utopia terhadap dunia dan diri mereka sendiri. Mereka kini berhadapan dengan pandangan mereka sendiri terkait nilai-nilai yang mereka percaya," katanya.
Diprotes Kongres AS
Tak hanya para karyawan, proyek dragonfly itu juga menarik perhatian para anggota senat AS.
Enam Senator dari Partai Demokrat dan Partai Republik AS pimpinan Marco Rubio akan memanggil pihak Google untuk mengetahui proyek mesin pencari Google yang khusus dibuat untuk Tiongkok.
Para senator tersebut telah menulis surat yang ditujukan kepada CEO Google Sundar Pichai, yang meminta keterangan atau jawaban konkret raksasa teknologi asal negeri Paman Sam itu.
Para senator sangat ingin tahu mengenai semua hal, apakah raksasa teknologi ini sedang menyusun versi mesin pencarinya yang akan beroperasi di negeri ekonomi terbesar dunia itu.
Para Senator menyebut langkah Google itu akan membuat Google terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terkait dengan rezim sensor ketat Tiongkok seperti dikutip Engadget. Senator juga ingin tahu apakah Google berencana mewajibkan karyawannya untuk menghadiri pelatihan wajib tentang nilai-nilai berita Marxis, karena menjadi persyaratan bagi perusahaan yang menjalankan layanan berita online di Tiongkok.
Hingga kini, Google menolak untuk mengkonfirmasi kepada media massa setelah laporan tentang keberadaan proyek itu terungkap, walaupun mungkin segera tidak punya pilihan selain untuk mengungkapkannya