Find Us On Social Media :

Ini Kesulitan Perbaikan 1.678 BTS yang Rusak di Donggala Karena Gempa

By Adam Rizal, Minggu, 30 September 2018 | 16:00 WIB

Ilustrasi Menara BTS

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengungkapkan hingga pukul 13.00 WIB, ada 1.678 Base Transceiver Station (BTS) dari total 4.193 BTS yang tidak berfungsi pasca gempa bumi mengguncang di Sulawesi Tengah.

Pemerintah terkandala pasokan listrik dan daya baterai cadangan sudah habis serta tidak bisa mendukung kebutuhan opersional BTS.

Pemerintah mengungkapkan ada sebanyak 1.678 BTS yang tersebar di sembilan wilayah di antaranya Kabupaten Banggai sebanyak 163 BTS, Kabupaten Poso 150 BTS, Donggala 14 BTS, Tolitoli 172 BTS, Kabupaten Buol 3 BTS, Kabupaten Morowali 1 BTS, Kabupaten Parigi Moutong 7 BTS, dan Kabupaten Tojo Una-Una 1 BTS.

Jumlah BTS yang tidak bisa berfungsi terbanyak di Kota Palu sebanyak 1167 BTS.

Saat ini, upaya pemulihan jaringan telekomunikasi di beberapa lokasi masih terkendala proses koordinasi dan adanya dampak tsunami.

Pemerintah dan operator telekomunikasi terus melakukan upaya pemulihan jaringan dengan melakukan segment transmisi Palu-Gorontalo, pemulihan koneksi IPBB, serta reroute Toli-Toli, Poso, dan Luwuk dari Palu ke Manado.

Baca Juga : Dampak Gempa Lombok Terhadap Jaringan Telekomunikasi di Indonesia

Telkomsel

Gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah membuat jaringan telekomunikasi terputus.

Saat ini Telkomsel terus berusaha memulihkan layananan telekomunikasi di Donggala dan Palu untuk kembali normal.

"Saat ini layanan komunikasi suara dibackup menggunakan sistem komunikasi radio Telkom Group. Layanan komunikasi di wilayah gempa tersebut mengalami penurunan kualitas layanan akibat terputusnya pasokan Listrik PLN," kata Denny Abidin (GM External Corporate Communication Telkomsel).

Telkomsel telah mengirimkan tim teknis yang berupaya maksimal dengan membawa mobile power sebagai perangkat penunjang catuan listrik untuk keperluan proses recovery infrastruktur jaringan komunikasi.