Dell Technologies dan Intel mengungkapkan 94 perusahaan di Indonesia mengakui masih mengalami hambatan besar untuk melakukan transformasi digital.
Vice President, Data Center Solutions, Asia Pasific & Japan Dell EMC Paul Henaghan mengatakan ada beberapa hambatan seperti privasi data dan keamanan siber. Perusahaan di Indonesia meragukan keamanan data ketika mereka memindahkan datanya di dunia digital, seperti melalui cloud atau penyimpanan data lainnya.
"Ada kekhawatiran dari mereka terkait privasi dan keamanan di dunia digital," katanya.
Hambatan lainnya, kurangnya anggaran dan sumber daya baik kondisi infrastruktur dan sumber daya manusia.
Permasalahan itu membuat perusahaan masih enggan dalam melakukan transformasi digital karena takut mengalami kesalahan.
"Hambatan lainnya adalah kurangnya anggaran, sumber daya dan tenaga yang berpengalaman di dalam perusahaan tersebut," tuturnya.
Hasil Survei
Dell Technologies dan Intel melaporkan hasil survei perkembangan transformasi digital perusahaan di Indonesia.
Hasilnya, hanya 6 persen perusahaan di Indonesia yang sudah mengadopsi solusi transformasi digital atau masuk kategori pemimpin digital.
Dalam survei yang bernama Indeks Transformasi Digital Dell Technologies (DT Index) 2018, Dell Techologies mewawancarai 100 pemimpin bisnis di Indonesia dan perusahaan yang disurvei mulai dari skala menengah sampai besar.
Survei itu juga mengungkapkan sebanyak 26 persen perusahaan Indonesia termasuk dalam kategori adopsi digital yang artinya baru memiliki rencana digital, investasi dan inovasi matang.
Sedangkan, sebanyak 41 persen perusahaan berada di kategori ketiga yakni evaluator digital.
"Perusahaan ini masih berhati-hati dalam melakukan transformasi digital serta memiliki rencana dan investasi untuk masa depan," kata Paul Henaghan (Vice President, Data Center Solutions, Asia Pasific & Japan Dell EMC).
Pada kategori keempat, ada 21 persen perusahaan yang masuk ke dalam pengikut digital dan masih ragu untuk memulai transformasi digital.
"Perusahaan ini masih ragu-ragu untuk memulai rencana masa depan,” ucapnya.
Kemudian ada kategori ketertinggalan digital yang terhitung ada sebesar 6 persen, perusahaan itu tidak memiliki rencana dalam melakukan transformasi digital.
"Mereka tidak memiliki rencana digital, insiatif dan investasi yang dilakukan sedikit," tutup Paul.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR