Perang dagang yang masih berkecamuk antara Amerika Serikat (AS) vs Tiongkok patut membuat Apple khawatir karena perang dagang itu memberikan dampak yang besar terhadap kelanjutan bisnis Apple.
"Apple sebenarnya adalah perusahaan yang paling sensitif untuk jadi konflik antara Amerika Serikat dengan Tiongkok dalam hal perdagangan," kata Bob Parker dari Quilvest Wealth Management.
"Jika Anda melihat Apple, ini adalah teknologi Amerika, produknya dibuat di Tiongkok di pabrik Tiongkok oleh sebuah perusahaan Taiwan sehingga mereka berada di garis depan rentan terpapar konflik perdagangan," ujar Bob.
Saat ini Apple memang belum terkena langsung dampak perang dagang Tiongkok vs AS. Namun, jika Presiden AS Donald Trump memutuskan menjatuhkan tarif hingga 25 persen untuk smartphone buatan Tiongkok yang dijual di AS, maka bakal jadi masalah bagi Apple.
Pemasok dan perakit partner Apple mungkin akan terus memproduksi iPhone di Tiongkok jika tarif yang ditetapkan sebesar 10 persen.
Sumber terkait menyebut jika tarif mencapai 25 persen, Apple akan memindahkan produksi iPhone dari Tiongkok dan prosesnya sangat rumit.
Belum lagi, Apple juga menghadapi masalah hukum terkait keputusan pengadilan Tiongkok yang memenangkan gugatan hukum Qualcomm.
Apple diputuskan bersalah melanggar paten Qualcomm sehingga dilarang menjual beberapa model lama iPhone.
Di luar itu, Apple terus mengalami penurunan harga saham karena penjualan iPhone terindikasi tak menuai target. Sempat menembus valuasi pasar USD 1 triliun, nilai saham Apple kini telah anjlok 32 persen.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR