Facebook pun mengakui tuduhan tersebut. Manajer Kebijakan Produk untuk HAM dan Kebebasan Ekspresi Facebook, Alex Warofka mengatakan bahwa Facebook belum maksimal untuk mencegah propaganda yang mengarah ke kekerasan.
Ia pun berjanji untuk memperbarui kebijakan konten yang mencegah ancaman kekerasan, termasuk misinformasi yang memicu kekerasan. Sayangnya, masalah semacam ini tak hanya terjadi di Myanmar.
Facebook juga menghadapi masalah serupa di Sri Lanka, terkait kekerasan anti-Muslim. Sri Lanka bahwa meminta penyelenggara jasa internet dan operator seluler setempat untuk memblokir Facebook dan WhatsApp.
Papua Niugini juga disebut sempat akan memblokir Facebook.
3. Kebocoran data Cambridge Analytica (Maret)
Kasus ini menjadi salah satu mega skandal Facebook selama tahun 2018 ini. Data pribadi milik 87 juta pengguna Facebook bocor ke perusahaan pihak ketiga yakni Cambridge Analytica.
Data pengguna dikais melalui aplikasi kepribadian bernama #yourdigitallife. Data tersebut disinyalir digunakan untuk kepentingan politik demi memenangkan Donald Trump dalam kontetasi pemilu AS tahun 2016.
Meski disebut disalahgunakan untuk kepentingan pemilu AS, nyatanya kebocoran data juga menimpa pengguna Facebook di Indonesia. Facebook mencatat setidaknya ada 1 juta data penggunanya di Indonesia yang terdampak pencurian data ini.
Akibat kejadian ini, bos besar Facebook, Mark Zuckerberg pun harus menghadap wakil rakyat AS untuk memberikan keterangan terbuka. Di Inggris, Komisi Informasi setempat juga menjatuhkan denda ke Facebook karena melanggar undang-undang perlindungan data pengguna.
4. Zuckerberg dipanggil Kongres AS (April)
Setelah skandal Cambridge Analytica mencuat, Zuckerberg menghadap wakil rakyat AS di Capitoll Hill, Washington DC, AS pada 10-11 April lalu. Zuckerberg dicecar beragam pertanyaan selama lima jam oleh para senator yang secara garis besar membahas soal privasi, keterlibatan Rusia, bagaimana cara kerja algoritma sang media sosial, model bisnis yang dijalankan Facebook, hingga isu monopoli.
Uniknya, tak hanya terkait masalah serius, banyak pula para senat yang berkonsultasi perihal IT kepada sang pemilik Facebook langsung. Misalnya, apakah Facebook bisa mengetahui apabila ada pengguna yang mengirim e-mail melalui WhatsApp.
Source | : | Wired |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR