Microsoft memperbarui sistem operasi Windows 10 dengan menambahkan fitur penyimpanan khusus atau disebut “reserved storage”.
Tujuannya mengatur ruang penyimpanan (disk space) pada komputer agar selalu siap memperbarui sistem operasi secara otomatis.
Hanya saja, mekanisme kerjanya memicu kontroversi. Pasalnya, reserved storage memakan disk space mulai dari 7 GB.
Dalam keadaan “tak dibutuhkan”, reserved storage berisi aplikasi-aplikasi, temporary files, dan system chace.
"Ketika dibutuhkan untuk update, file yang tak dibutuhkan di reserved storage bakal dihapus dan update akan menggunakan kapasitas tersebut,” kata Jesse Rajwan
(Program Manager Microsoft).
"Ini memungkinkan pengguna untuk menginstal dan memperbarui sistemnya tanpa harus bersih-bersih disk space terlebih dahulu, bahkan ketika pengguna memiliki kapasitas disk space yang minim," ia menambahkan.
Kedengarannya memang masuk akal, namun perlu dicatat bahwa reserved storage tak bisa dihapus. Artinya, 7 GB dari disk space pengguna yang semestinya bisa digunakan untuk hal lain hanya akan tersedot ke reserved storage.
Menyadari hal ini, Microsoft pun memberikan solusi. Pengguna bisa mengurangi kapasitas reserved storage dengan dua cara seperti dikutip DigitalTrends.
Pertama, pengguna bisa menghapus fitur-fitur opsional dari sistem dengan memilih Settings > Apps > Apps & features > Manage optional features. Menghapus fitur opsional akan mengurangi jumlah ruang yang diambil reserved storage.
Kedua, pengguna bisa menghapus semua bahasa Windows yang terinstal dan tak dibutuhkan. Caranya dengan memilih Settings > Time & Language > Language, lalu pilih uninstal bahasa-bahasa yang tak dipakai.
Mekanisme ini juga bakal mengurangi kapasitas reserved storage. Pembaruan Windows 10 dalam versi 1903 dengan reserved storage ini dijadwalkan resmi meluncur pada April 2019 mendatang.
Untuk sementara, hanya pengguna yang bergabung dalam Windows Insider Program yang bisa menjajalnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR