Dalam debat Calon Presiden RI 2019 kemarin, pernyataan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto khawatir jika investasi asing yang ditanamkan ke perusahaan-perusahaan startup Unicon akan dinikmati oleh pihak asing.
Unicorn sendiri adalah startup yang memiliki nilai valuasi di atas satu miliaran dolar AS.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Rudiantara mencoba menjawab kepemilikan dan keuntungan startup unicorn di Indonesia.
"Kalau ditanya milik siapa, untuk siapa, kita lah," katanya.
Rudiantara menjelaskan model bisnis startup berbeda dengan perusahaan konvensional. Biasanya, perusahaan konvensional akan menunjuk pemilik modal terbesar sebagai petinggi. Berbeda dengan startup.
"Orang invest ke startup invest-nya terhadap orang. Justru dipersyaratkan founder-nya tidak boleh keluar sampai mungkin saat nanti listed atau apa. Perbedaan yang paling hakiki ada di situ," ujarnya.
"Venture capital biasanya hanya financial investor. Mentok-mentok mereka mengisi posisi sebagaai komisaris. CEO, manajerial, tetap dipegang para pendirinya. Mereka invest karena kepercayaan mereka terhadap sumber daya manusia. Jadi yang mahal itu ya Nadiem, William, Zaky, Ferry, jangan sampai keluar dari unicor-nya," katanya.
"Kalau ada investor masuk ke dalam negeri melalui unicorn tadi katanya ini bakar uang. Bakar uangnya buat siapa? Yang menikmati subsidi ya konsumen Indonesia. Yang paling beruntung adalah masyarakat Indonesia karena aplikasi-aplikasinya menyelesaikan masalah di masyarakat," tuturnya.
"Kita juga harus senantiasa alert, senantiasa waspada, tapi jangan sampai membuat kita paranoia," pungkasnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR