“Dulu, banyak pekerja yang tidak suka diberi tahu. Mereka suka menggertak dan bertanya saya pulangnya ke mana. Cuma gertak saja, tidak sampai adu fisik,” kisah Nyono.
Aspek keamanan dan keselamatan sering masih dipandang sebelah mata oleh banyak orang, karena dianggap menghabiskan waktu, tidak penting, atau menghabiskan biaya. Saela juga mengalami masalah yang sama.
Berbeda dengan rekannya yang lain, ia tidak mengalami kesulitan atau perlawanan dari pekerja di lapangan. Menurutnya, itu karena cara intervensi yang berbeda dengan rekan safetyman lain. Ia menjelaskan dengan sabar mengenai kegunaan APD. Pertamina RU VI Balongan juga memberi pelatihan intervensi supaya para safetyman tidak mengalami kesulitan di lapangan.
Riyan dan Ardi biasanya akan mengingatkan dengan baik fungsi APD yang tidak dipakai saat bekerja dan akibatnya bila terjadi kecelakaan. Bagi beberapa safetyman dan safetywoman yang saya temui di lapangan, pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia karena mencegah kecelakaan dan menanamkan aspek keamanan.
“Tidak hanya mengintervensi tapi juga menanamkan kepada pekerja agar mereka terbiasa untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan,” tutur Ardi, safetyman angkatan kedua kepada saya.
Aspek keamanan dan keselamatan tidak hanya dibutuhkan di lingkungan kerja, tetapi juga di keluarga dan masyarakat. Saela mengajarkan kepada ibunya apabila terjadi kebocoran gas di rumah apa yang harus dilakukan. Ia menyiapkan handuk di dapur, dan bila terjadi kebocoran gas, handuk basah diletakkan di atas tabung gas. “Saya bilang ke Ibu jangan panik kalau gas bocor, ada handuk, tinggal dibasahi dengan air,” ceritanya soal penerapan aspek keamanan di rumahnya.
Disadari atau tidak, para safetyman binaan Pertamina RU VI Balongan kini telah menjadi agen perubahan budaya (agent of culture) perilaku aman, selamat, dan sehat di masyarakat.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR