Startup mana yang paling dekat menyentuh level decacorn?. Kemungkinan besar adalah GO-JEK.
Pada awal Januari lalu, TechCrunch mengutip sumber terkait menyebutkan bahwa valuasi Go-Jek akan bernilai USD 9,5 miliar dengan menghitung seri pendanaan terakhirnya.
Pendanaan terbaru itu berasal dari nama tenar yaitu Google, Tencent serta JD.com, melengkapi dana milairan dolar yag telah digaet Go-Jek.
Jika benar valuasinya sudah setinggi itu, mungkin memang tidak lama lagi Go-Jek akan menyandang status decacorn.
Ketika itu, Go-Jek hanya melayani transportasi ojek yang mengandalkan call center. Tahun 2015, Nadiem Makarim sang pendiri membawa Go-Jek lebih inovatif lagi dengan menghadirkan aplikasi sampai populer hingga sekarang ini dan terus meraih pendanaan besar sehingga valuasinya semakin bertambah.
Di Asia Tenggara sendiri, startup pertama yang berhak memiliki sebutan decacorn adalah Grab yang menurut penelitian CB Insight sudah meraihnya akhir tahun 2018 silam.
Grab dan Go-Jek memang bersaing sengit memperebutkan supremasi transportasi online di Asia Tenggara.
Decacorn tercatat masih sangat langka eksistensinya. Dari lebih dari 300 startup unicorn yang ada di dunia, dilaporkan baru ada sekitar 15 startup unicorn yang telah naik tingkat menjadi decacorn. Startup decacorn yang ada di dunia didominasi oleh startup dari Amerika Serikat.
Di atas level decacorn, sebenarnya masih ada startup hectocorn. Hectocorn atau yang disebut juga super unicorn berarti startup yang telah memiliki valuasi sebesar USD 100 miliar sehingga menjadi hal yang sangat jarang.
Di sisi lain, pemerintah tampaknya berambisi menambah satu unicorn lagi di Indonesia pada tahun ini.
"2019 Insya Allah ada lima (unicorn). Alhamdulillah sekarang sudah ada empat. Jadi tinggal satu lagi targetnya di 2019," kata Menkominfo Rudiantara belum lama ini.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR