Sony Corp. bakal menutup pabrik smartphone miliknya di China. Kegiatan produksi ponsel pintar bakal tetap berlanjut, tapi dialihkan ke pabrik Sony lainnya di Thailand.
Alasan di balik langkah mengejutkan tersebut tak lain berkaitan dengan upaya menghemat biaya.
Bukan rahasia bahwa bisnis smartphone Sony terus menerus didera kendala finansial dan diproyeksikan merugi 863 juta dollar AS dalam tahun fiskal yang berakhir bulan ini.
Seorang juru bicara Sony mengatakan bahwa keputusan menutup pabrik ponsel di China murni dilatarbelakangi penghematan biaya. Tak ada kaitan dengan ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Meski sensor kamera bikinannya dipakai oleh berbagai vendor ponsel beken macam Samsung, Xiaomi, hingga Apple, smartphone besutan Sony sendiri memang memble di pasaran.
Pabrikan Jepang itu hanya memiliki pangsa kurang dari satu persen di pasaran smartphone global, dengan angka pengapalan 6,5 juta unit di tahun fiskal yang sedang berjalan.
Kebanyakan dikirim ke wilayah Eropa atau Jepang. Setelah berdarah-darah selama ini, Sony berniat membalikkan peruntungan bisnis smartphone besutannya agar bisa mencatat profit di tahun fiskal mendatang seperti dikutip Reuters.
Pabrik ponsel Sony di China akan ditutup pada akhir Maret 2019. Belum diketahui berapa jumlah pekerja yang akan terdampak. Setelahnya, produksi smartphone Sony hanya akan ditangani oleh pabrik di Thailand.
Meski babak belur, Sony masih belum menyerah ataupun berniat menjual unit bisnis smartphone.
Sony berharap hadirnya teknologi jaringan 5G bakal membantu membangkitkan pamornya di ranah ponsel.
Selain Sony, ada dua pabrikan Jepang lainnya yang meramaikan industri ponsel, yakni Sharp Corp. dan Kyocera Corp. Fujitsu Ltd. sudah lempar handuk tahun lalu dan melego unit bisnis smartphone miliknya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR