Dalam setiap kategori pekerjaan, terdapat deretan daftar pekerjaan yang telah divalidasi mengenai harga pembayaran dan nama perusahaan yang memberi pekerjaan.
“Pertama, akuisisi mitra. Sebagai contoh, misalnya startup ride-hailing yang lagi mencari driver buat jadi mitranya. Itu bisa dikerjakan oleh Kawan Sampingan sehingga mereka ini yang nantinya akan ke lapangan untuk mencari dan mengajak orang-orang menjadi mitra startup tersebut,” jelas Wisnu.
Sementara untuk pekerjaan pengumpulan data, Wisnu mencontohkan sebuah startup yang sedang mencari data-data untuk mendukung platform milik startup tersebut.
“Misalnya sebuah startup yang sedang mencari informasi restoran untuk platform mereka. Dulu, mereka itu harus ada tim sendiri buat menangani hal seperti ini. Dengan Kawan Sampingan, mereka bisa lebih mudah mendapatkan informasi entah itu foto restoran, menu yang disediakan, dan informasi lainnya yang mereka butuhkan,” papar Wisnu.
Pekerjaan yang ketiga yaitu agen penjualan, pekerjaan yang ditujukan untuk membantu bisnis-bisnis dalam menjual produk langsung ke konsumennya.
Sebagai gambaran, Kawan Sampingan ini menjadi sales yang datang ke warung atau toko untuk menawarkan produk-produk tertentu, seperti FMCG (Fast Moving Consumer Goods) misalnya.
Selain itu, saat ini untuk kategori pekerjaan ini juga sudah merambah ke penawaran produk-produk finansial.
“Saat ini kami memang sedang menangani tiga kategori pekerjaan ini di aplikasi Sampingan. Ke depannya, mungkin kami akan menambah lagi satu kategori pekerjaan baru yang memang dibutuhkan oleh klien-klien kami dan match dengan kapasitas dan kapabilitas Kawan Sampingan yang ada. Kami berharap bisa menjadi platform yang terus dapat menghubungkan pekerjaan-pekerjaan ini ke seluruh mitra kami,” terang Wisnu.
Dari sisi klien, Sampingan telah memiliki klien dari berbagai perusahaan besar Indonesia yang membutuhkan tenaga kerja sampingan. Dari seluruh kliennya saat ini, perusahaan startup merupakan yang paling mendominasi.
“Karena latar belakang pekerjaan saya sebelumnya dari startup, dulu saya melihat kalau startup di Indonesia butuh tenaga kerja yang banyak ketika ingin melakukan tiga aktivitas pekerjaan tadi. Namun karena startup itu punya target yang berubah-berubah kan ya, kalau mereka mempekerjakan orang dengan full-time mungkin belum tentu optimal dan mereka lebih cocok dengan tenaga kerja yang seperti kami ini,” papar Wisnu.
Baca Juga: Hara: Bantu Angkat Harkat Petani dengan Teknologi Blockchain
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR