Layaknya badai yang mengganggu, terpaan iklan yang bertubi-tubi pun akan terus muncul pada perangkat komputer milik korban penipuan ini.
Seperti dijelaskan di awal, penipuan dengan cara ini semakin meningkat di berbagai negara di dunia.
Negara-negara yang paling terkena dampak serangan dengan pembersih palsu pada paruh pertama 2019 menunjukkan seberapa luas ancaman tersebut: memimpin daftar adalah Jepang dengan 12% pengguna yang terkena dampak, diikuti oleh Jerman (10%), Belarus (10%), Italia (10%), dan Brasil (9%).
“Kami telah menyaksikan bagaimana fenomena “hoax cleaners” ini telah berkembang selama beberapa tahun terakhir, dan ini merupakan ancaman yang aneh. Di satu sisi, banyak sampel yang kami lihat menyebar lebih luas dan menjadi lebih mengancam, berkembang dari skema 'penipuan' sederhana menjadi malware yang berfungsi sepenuhnya dan berbahaya,” kata Artemiy Ovchinnikov, peneliti keamanan di Kaspersky.
“Di sisi lain, mereka begitu luas dan tampaknya tidak merugikan, sehingga jauh lebih mudah bagi mereka untuk menipu pengguna agar membayar layanan, daripada menakuti mereka dengan screen blocker ataupun malware yang tidak diinginkan lainnya. Namun, kedua metode ini terbukti menunjukkan hasil yang sama yaitu para pengguna kehilangan uang mereka,” tambahnya.
Beberapa sistem pembersih palsu yang telah dideteksi oleh Kaspersky di antaranya yaitu Hoax.Win32.PCFixer, Hoax.Win32.PCRepair, Hoax.Win32.DeceptPCClean, Hoax.Win32.Optimizer, dan Hoax.MSIL.Optimizer.
Untuk menghindari menjadi korban software pembersih palsu, para peneliti Kaspersky memberikan beberapa tips berikut ini:
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR