PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan serius menggarap pasar gim seiring penurunan bisnis suara dan pesan singkat.
"Telkom di era digital ini, peran utamanya kita bundling product dengan digital, termasuk gim. Bisnis gim bagi kita cukup menarik," kata SVP Media & Digital Business and EGM Digital Business Telkom, Joddy Hernady di Jakarta.
Untuk menutupi beban bisnis suara dan SMS, Telkom mengincar revenue share sebagai distributor lewat Dunia Game dan sebagai alat pembayaran dalam industri gim.
"Bisa dapat part sebagai distributor 10 sampai 15 persen, sebagai payment 3 sampai 5 persen. Tapi kalau secara bisnis kita lihat ke depan, penurunan bisnis utama di voice dan SMS sekarang ini sedemikian cepatnya, mungkin kita kompensasi dari distributor gaming," ujarnya.
Sementara itu, CEO and Co-founder Agate Arief Widhiyasa mengatakan saat ini pengguna semakin berani menghabiskan pengeluaran untuk gim. Rata-rata peminat gim menghabiskan Rp250.000 - Rp300.000 per hari.
"Ada beberapa user per bulan ratusan juta rupiah," ujarnya.
President Director dan CEO PT Melon Indonesia Dedi Suherman mengatakan peminat gim juga cenderung untuk membeli eceran. "Belinya kecil-kecil Rp5.000 atau Rp3.000," katanya.
Baca Juga: Berpenghasilan Lumayan, Berapakah Honor Jadi Joki Gim Online?
Potensi Game di Indonesia
Menurut laporan GMGC Sea Mobile Report 2017, terjadi kenaikan besaran pasar yang signifikan pada sektor gim di Indonesia. Setidaknya dari 2013 hingga 2017, terdapat kenaikan sebesar 37,3 persen per-tahunnya.
Newzoo memprediksi pasar gim di Indonesia akan mencapai 879,7 juta dolar AS pada 2017 dan akan menembus satu miliar dolar AS pada 2019.
Potensi lainnya, data Asosiasi Game Indonesia (AGI) hanya 8 persen pendapatan gim yang beredar di Indonesia yang masuk ke perusahaan Indonesia, dan hanya sekitar 0,4 persen yang merupakan produk dalam negeri.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR